Mesuji – Situasi di PT Prima Alumga, Kecamatan Mesuji Timur, semakin memanas. Ratusan orang yang sebagian besar mengenakan penutup wajah menyerang mess karyawan dan kantor perusahaan perkebunan sawit tersebut pada Rabu (5/2/2025).
Aksi anarkis ini menyebabkan satu blok mess dan empat rumah karyawan hangus terbakar. Selain itu, massa juga membakar satu unit traktor dan sepeda motor. Tiga hari sebelumnya, sebuah excavator juga dilaporkan dibakar oleh orang tak dikenal.
Menurut Humas PT Prima Alumga, Dika, serangan kali ini merupakan yang paling besar, baik dari jumlah massa maupun kerugian yang ditimbulkan.
“Penyerangan terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Massa datang dari arah Desa Sungai Cambai dengan empat perahu klotok. Mereka tiba-tiba menyerang mess dan kantor, merusak serta membakar apa saja yang mereka lewati,” ujar Dika.
Serangan berlangsung cepat, dan setelah melakukan aksinya, massa segera melarikan diri menggunakan perahu klotok melalui jalur sungai.
Berdasarkan informasi di lapangan, serangan ini dipicu oleh provokasi salah satu pencuri sawit. Orang tersebut diduga tertangkap tangan oleh petugas keamanan saat hendak mencuri sawit dan membawa pistol rakitan. Ketika senjata itu ditembakkan, justru meledak di tangannya sendiri, menyebabkan luka pada lengannya.
“Dia kemudian lari ke rekan-rekannya dan mengaku ditembak, padahal pistol rakitannya sendiri yang meledak,” ujar seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.
Informasi tersebut memicu kemarahan massa, yang kemudian mendatangi kompleks PT Prima Alumga dan melakukan perusakan serta pembakaran.
Senior Eksekutif PT Prima Alumga, Darmawansyah, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memperingatkan potensi serangan ini kepada aparat keamanan. Namun, menurutnya, pihak Polres Mesuji menyatakan keterbatasan jumlah personel sebagai kendala utama.
Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kapolres Mesuji AKBP Muhammad Harris belum memberikan tanggapan, meskipun pesan tersebut telah terbaca.
Sementara itu, Kepala Kesbangpol Pemkab Mesuji, Taufiq Widodo, mengakui bahwa konflik di PT Prima Alumga menjadi pekerjaan rumah serius. Namun, hingga kini, belum ada pembahasan khusus terkait langkah konkret dalam menangani aksi penjarahan dan pembakaran yang sudah berlangsung sejak Juli 2024.
(Rian S.)