
Batam, ganeshaabadi.com | “IDE cerita atau ide untuk menulis cerita bisa datang dari mana saja,” tulis sastrawan Hasan Aspahani.
JK Rowling mendapatkan ide menulis “Harry Potter” ketika berada dalam kereta dalam perjalanan dari Manchester ke London.
Lalu, dia merancang tujuh buku seri cerita dan lima tahun dia menulis mewujudkan apa yang dia rancang itu, hingga terbit seri pertamanya pada 1997.
JK Rowling percaya pada ide-nya, dan dia bekerja keras untuk mewujudkannya.
Begitu juga Haruki Murakami, yang mendapatkan ide bahwa dia bisa menulis novel ketika menonton pertandingan bisbol di Stadion Jingu. Datang seperti ilham.
Kata Murakami, “Rasanya seperti sesuatu turun dari langit, dan saya berhasil menangkapnya dengan baik di tangan saya. Saya tidak tahu mengapa ia tiba-tiba jatuh ke dalam genggaman saya. Saya tidak tahu saat itu, dan saya tidak tahu sekarang. Apapun alasannya, hal itu terjadi. Rasanya seperti pencerahan. Atau mungkin ‘epifani’ adalah kata yang paling mendekati.”
Pulang dari stadion dia membeli tinta dan kertas dan mulai menulis. Enam bulan lamanya di tengah kesibukannya, memanfaatkan waktu menjelang subuh, dia menulis di meja dapur, sampai ia rampungkan novela pertamanya “Dengarlah Hembusan Angin” (1979).
Murakami percaya pada ide-nya, lalu bekerja keras untuk mewujudkannya.
Bagaimana menurut Anda?
(Nursalim Turatea)