Yahukimo – Komandan Kodim 1715/Yahukimo, Letkol Inf Tommy Yudistyo, S.Sos., M.Han, bersama Forkopimda Yahukimo mengunjungi Distrik Anggruk untuk memberikan bantuan pangan dan dukungan moril kepada masyarakat, Kamis (27/03/2025). Kunjungan ini dilakukan pasca serangan kelompok bersenjata yang diduga dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) terhadap tenaga pendidik dan tenaga kesehatan pada 21 Maret 2025, yang mengakibatkan satu guru meninggal dunia dan enam lainnya luka-luka.
Dalam kunjungannya, Dandim bersama Kapolres Yahukimo, Bupati Yahukimo, serta perwakilan instansi terkait menyalurkan bantuan berupa beras, mi instan, minyak goreng, dan kebutuhan pokok lainnya. Bantuan ini bertujuan meringankan beban warga yang masih trauma akibat serangan tersebut. Selain itu, rombongan juga berdialog dengan masyarakat untuk menenangkan situasi dan memastikan keamanan tetap terjaga.
Pernyataan Tegas TNI-Polri dan Pemerintah Daerah
Letkol Inf Tommy menegaskan bahwa TNI-Polri akan terus berkoordinasi untuk mengamankan wilayah dan melindungi warga sipil.
“Kami mengutuk keras aksi kekerasan ini. Guru dan tenaga kesehatan adalah pahlawan yang berjuang memajukan pendidikan dan kesehatan di Papua. Kami tidak akan membiarkan gangguan keamanan menghambat pembangunan di Yahukimo,” ujarnya.
Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, S.H., M.H., menegaskan bahwa pemerintah daerah akan meningkatkan pengamanan, terutama di wilayah rentan.
“Kami berkomitmen untuk memulihkan kondisi psikologis masyarakat dan memastikan aktivitas pendidikan serta kesehatan dapat kembali berjalan normal. Seluruh korban akan mendapat pendampingan hingga pulih,” tambahnya.
Kapolres Yahukimo, AKBP Heru, S.Sos., M.M., juga menyampaikan bahwa penyelidikan terhadap pelaku masih berlangsung.
“Kami telah mengidentifikasi sejumlah saksi dan tengah mengejar kelompok bersenjata yang bertanggung jawab. Masyarakat diharap tetap tenang dan tidak mengambil tindakan sendiri,” tegasnya.
Respon Masyarakat dan Langkah Keamanan
Tokoh adat Distrik Anggruk menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah dan aparat keamanan.
“Kami trauma, tetapi bantuan ini menguatkan kami. Mohon pemerintah tetap hadir agar kami bisa hidup damai,” ungkapnya.
Sementara itu, seorang guru yang selamat dalam serangan berharap kejadian serupa tidak terulang.
“Kami hanya ingin mengajar, bukan menjadi target kekerasan,” katanya.
Selain bantuan darurat, aparat keamanan dari TNI telah disiagakan untuk membantu masyarakat dan memastikan keamanan di Distrik Anggruk. Langkah ini diharapkan mampu memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap kehadiran negara di wilayah terpencil.
Serangan terhadap guru dan tenaga kesehatan kembali menyoroti kerentanan tenaga sipil di daerah konflik. Namun, kehadiran TNI-Polri dan pemerintah di Distrik Anggruk menjadi sinyal kuat bahwa kekerasan tidak akan menghentikan pembangunan di Tanah Papua.
(Red)