BANYUWANGI — Puluhan warga Desa Pakel yang tinggal di Afdeling Taman Glugo mendatangi kantor Pemkab Banyuwangi untuk mengadukan teror yang mereka alami. Asisten bidang pemerintahan, Muhammad Yanuarto Bramuda, dan Kepala Kesbanglinmaspol Kabupaten Banyuwangi, Agus Mulyono, menyambut kedatangan mereka. Warga merasa terganggu dengan teror berantai yang mengancam ketenangan mereka. Rabu (31/07/2024)
Saimah (50), salah satu warga Taman Glugo, menangis tersedu-sedu di ruang rapat Bapeda pada Selasa (30/7). Dia mengaku ketakutan akibat teror yang menimpa rumahnya. Selain itu, dia juga kehilangan penghasilan dan akses penerangan karena aliran listrik dirusak orang tak dikenal.
“Mohon maaf ya Pak, Bu. Saya ini orang kecil yang tidak mengerti apa-apa. Diteror terus oleh saudara saya sendiri yang ikut Rukun Tani. Rumah saya dilempari, disuruh pergi dari Taman Glugo. Terus mau ke mana saya?” keluh Saimah sambil menangis.
“Saya bukannya orang miskin, tapi sekarang saya hanya bekerja enam hari. Tolonglah saya, Pak. Saya minta warga yang merusak itu segera didamaikan. Saya tidak mengerti apa-apa jadi terkena imbasnya,” tambahnya.
Sarman (47) juga geram karena anaknya tidak bisa belajar dan berangkat ke sekolah akibat aliran listrik yang diputus dan akses jalan yang diduga dirusak oleh anggota kelompok Rukun Tani.
“Anak saya mau berangkat sekolah susah, belajar juga susah gara-gara listrik mati. Itu fasilitas umum, kenapa dirusak? Tolong mereka yang merusak itu ditindak tegas,” tegasnya di hadapan perwakilan Pemkab Banyuwangi dan Perkebunan Bumisari.
Warga Taman Glugo telah lama merasakan teror psikologis. Para pelaku melempari rumah-rumah warga yang tinggal di afdeling Taman Glugo, wilayah perkebunan yang dikelola PT Bumisari Maju Sukses. Warga yang bekerja sebagai buruh di afdeling tersebut semakin merasa terancam dengan aksi teror yang semakin masif.
Kepala ADM PT Bumisari Maju Sukses, Sujarwo, menyatakan bahwa pihaknya berupaya menahan diri. Dia menduga aksi teror ini bagian dari provokasi untuk memicu konfrontasi. Namun, dia menyayangkan tindakan yang merugikan warga Pakel.
“Kami menduga motifnya soal lahan, tapi kenapa merusak fasilitas umum? Bahkan mau mengajipun susah. Kami selalu menahan diri dan menghindari konfrontasi tapi terus di pancing,” kata Sujarwo.
Pengrusakan terjadi pada akses utama jalan masuk dari Kecamatan Songgon ke Kecamatan Licin melalui Desa Pakel. Paving dicongkel, jalan diputus dengan lubang sedalam hampir satu meter, serta pohon pelindung abrasi dan longsor dipotong melintang menghalangi jalan utama. Kabel penerangan juga dirusak, membuat Dusun Taman Glugo menjadi gelap.
“Jalan utama dari Songgon ke Pakel dirusak pavingnya, pohon dipotong, dan listrik diputus,” tambah Sujarwo.
Menanggapi aduan warga, Asisten Bidang Pemerintahan Muhammad Yanuarto Bramuda menegaskan bahwa pemerintah daerah akan segera mengambil tindakan.
“Saya akan melaporkan ke pimpinan dan mencari solusi terbaik bersama Timdu. Pemerintah daerah akan segera bertindak mengingat ada warga yang ketakutan dan kehilangan hak ekonomi akibat situasi ini,” kata Bramuda.
Sumber: Informasi Banyuwangi.
(Team/Red)