Glenmore – Ganeshaabadi.com | Perhatian perusahaan SGN (IGG) terhadap kebutuhan lingkungan dianggap minim. Hal itu tampak jelas dari pemandangan di malam hari. Diketahui, disepanjang arah jalur selatan menuju perusahaan Pabrik Gula SGN (IGG) nampak gelap gulita, fenomena itu disinyalir lantaran pihak perusahaan kurang memberikan dukungan berupa lampu penerangan jalan. Akibatnya, di jalur tersebut sering terjadi kecelakaan.
Menurut keterangan warga sekitar selain minim penerangan, lalu lalang truk pengangkut tebu kerap memicu terjadinya kecelakaan. “Salah satunya yakni kecelakaan yang menewaskan pemuda, seorang anak pelajar sekolah menengah tingkat atas dijalur lintas selatan, korban saat itu meninggal terlindas Truk pengangkut Tebu di KM 03, Kecamatan Glenmore Banyuwangi. Tepatnya di lokasi Simpang 4 Sidodadi Jolondoro, Dusun Sidodadi Desa Tulungrejo Kecamatan Glenmore Banyuwangi, pada 26/9/2023 malam,” jelas pria berinisial KS pada awak media.
Sementara itu, ketua LPLH-TN DPC Banyuwangi, M Rofiq Azmi menyinggung soal CSR. Menurutnya, CSR merupakan istilah yang sering terdengar terutama berkaitan dengan perusahaan.
Kepanjangan CSR sendiri adalah Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan. Secara sederhana, CSR adalah kegiatan perusahaan yang memiliki tanggung jawab secara sosial kepada masyarakat sekitar dan masyarakat secara luas hingga pemangku kepentingan.
CSR merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan oleh suatu perusahaan kepada semua pihak yang ada di dalamnya dengan melaksanakan sebuah program yang memiliki manfaat. Dengan mempraktekkan CSR, perusahaan yang menyadari jenis dampak yang mereka timbulkan pada semua aspek masyarakat termasuk ekonomi, sosial dan lingkungan.
“Komunikasi dan hubungan baik
dengan lingkungan atau masyarakat sekitar perusahaan harus terjalin, pemberdayaan masyarakat melalui ketenaga kerjaan menjadikan pokok penting , sebagai penunjang kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat lokal, akhir akhir ini terjadi gejolak setelah adanya pergantian management perusahaan dari IGG ke SGN, yang diduga gejolak terjadi karena pemberhentian kerja terhadap warga lokal, karena adanya perubahan management perusahaan yang kurang memberikan manfaat bagi warga lokal,” pungkas Rofiq.
(Red)