ganeshaabadi.com – Jacob Ereste menyoroti fenomena budaya saling menyandera di kancah politik Indonesia yang kian memperkeruh situasi bangsa. Menurutnya, perang data dan fakta yang terjadi saat ini bak pertarungan terbuka antara pihak-pihak yang sebelumnya bekerja sama. “Istilah pecah kongsi ini seperti perseteruan dalam satu kandang, di mana para pemainnya memanfaatkan kekuasaan dan informasi rahasia untuk menjatuhkan satu sama lain,” ujar Jacob.
Jacob menyebut bahwa hukum formal sudah tidak lagi menjadi pegangan yang dapat diandalkan. Praktiknya sering kali disesuaikan dengan kepentingan kekuasaan, termasuk dalam penanganan korupsi dan peredaran narkoba. Ia menyoroti bagaimana praktik kejahatan semacam itu masih marak terjadi, bahkan melibatkan institusi penegak hukum yang seharusnya menjadi benteng keadilan.
“Bagaimana mungkin narkoba bisa beredar luas bahkan dari lembaga pemasyarakatan? Ini menunjukkan bahwa sistem kita begitu kusut, seperti wajah seseorang yang diperkosa,” kata Jacob dengan nada tegas. Ia juga menyindir fenomena penyalahgunaan kekuasaan yang menguntungkan keluarga dan kerabat, serta praktik jual beli ijazah palsu yang mengorbankan nilai kejujuran.
Lebih jauh, Jacob mengkritik budaya sandera politik, di mana data rahasia digunakan untuk mengancam pihak lain. “Saling ancam dengan fakta kejahatan yang disembunyikan ini menunjukkan bobroknya moralitas para pelaku politik. Bukannya memberantas, mereka malah menjadi bagian dari kejahatan itu sendiri,” ujarnya.
Jacob menegaskan bahwa budaya politik seperti ini harus dihentikan. Para pelaku yang menyembunyikan dokumen kejahatan, apalagi memanfaatkannya untuk saling menyandera, harus dihukum seberat-beratnya. “Ini bukan hanya pengkhianatan terhadap rakyat, tetapi juga pelanggaran sumpah dan janji yang mereka buat saat menerima jabatan atas nama rakyat,” tegasnya.
Jacob menyimpulkan, budaya politik yang penuh kepalsuan ini hanya akan menuai karma. Ia mengingatkan bahwa sumpah serapah rakyat yang dikhianati akan menjadi kutukan yang sulit dielakkan. “Kejujuran dan keadilan harus ditegakkan, atau bangsa ini akan terus tenggelam dalam sengsara,” pungkasnya.