
Batam, ganeshaabadi.com | KETIKA kita membaca, mendengar atau melihat cerita yang memikat, otak kita terlibat dalam satu fenomena yang disebut “transportasi naratif.”
Kenapa itu terjadi? Karena cerita melibatkan begitu banyak indra kita sehingga kita hampir bisa melihat, mencium, mendengar, dan merasakan apa yang digambarkan oleh pengarang dalam cerita.
Karena itu Walter R Fisher, teoritikus komunikasi menyebut manusia sebagai “homo narrans”.
Istilah yang ia perkenalkan untuk menandai ciri khas manusia sebagai makhluk yang bercerita, membedakan manusia dengan genus homo lainnya, dan menempatkan narasi di atas kemampuan berbahasa dan penalaran.
Ketika kita larut membaca, asyik, tidak bisa berhenti menyibak halaman-halaman novel, atau tidak terasa betah nonton film durasi tiga jam, itu artinya kita sedang mengalami transportasi naratif.
Terjadi reaksi dan koneksi dalam otak kita karena cerita yang baik merangsang indra kita bekerja bersamanya.
Maka dari itu cerita yang baik adalah cerita yang logis dan maksimal melibatkan emosi pembaca.
Tak logis? Bikin pembaca merasa dianggap dungu. Tak membangkitkan emosi? Bikin cerita jadi membosankan.
Bagaimana menurut Anda?
(Nursalim Turatea)