Ganesha Abadi – Kondisi krisis ekonomi yang terus berlanjut semakin membebani kehidupan masyarakat Indonesia. PHK massal yang terjadi akibat kebijakan yang tidak berpihak pada industri dalam negeri, serta kebangkrutan besar-besaran yang merugikan perusahaan dan pekerja, semakin memperburuk keadaan. Hingga tahun 2025, belum ada langkah nyata dari pemerintah untuk membantu industri dalam negeri agar bisa bertahan dan menghindari kebangkrutan. Hal ini menyebabkan kesulitan besar bagi masyarakat dalam mencari pekerjaan, terutama dengan banyaknya pabrik yang tutup.
Dampak Kenaikan BBM terhadap Masyarakat
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) semakin memperburuk kesenjangan sosial yang sudah semakin dalam. Kemiskinan yang semakin meluas tak terelakkan, dengan harga-harga barang, seperti minyak goreng, sayur mayur, telur, dan daging, terus meroket. Bagi masyarakat kecil, harga-harga ini sudah sangat sulit dijangkau.
Pendapatan masyarakat yang semakin menipis membuat mereka kesulitan untuk hidup sejahtera. Pekerjaan yang layak sangat terbatas, dan peluang untuk mendapatkan penghasilan yang cukup sangat jarang.
Menurut Prof. Dr. KH Sutan Nasomal SH, MH, keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM sangat tidak bijaksana. Kebijakan ini menunjukkan kurangnya perhatian terhadap kesulitan yang dihadapi rakyat. Ia menegaskan bahwa dengan semakin terhimpitnya masyarakat, ancaman kelaparan bisa terjadi kapan saja.
Kebijakan BBM dan Ketidakpedulian Pemerintah
Pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) telah mengumumkan penyesuaian harga BBM, sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022. Di Jakarta, harga Pertamax per 1 Februari 2025 naik menjadi Rp12.900 per liter, naik dari harga sebelumnya Rp12.500 per liter.
Berikut adalah daftar harga BBM terbaru di DKI Jakarta per 1 Februari 2025:
- Pertamax: Rp12.900/liter (sebelumnya Rp12.500)
- Pertamax Turbo: Rp14.000/liter (sebelumnya Rp13.700)
- Pertamina Dex: Rp14.800/liter (sebelumnya Rp13.900)
- Pertamax Green 95: Rp13.700/liter (sebelumnya Rp13.400)
- Dexlite: Rp14.600/liter (sebelumnya Rp13.600)
- Pertamax di Pertashop: Rp12.800/liter (sebelumnya Rp12.400)
Semua barang dan makanan semakin mahal, sementara lapangan pekerjaan untuk masyarakat sangat terbatas. Kebijakan menaikkan harga BBM justru memperburuk keadaan ekonomi.
Himbauan kepada Presiden Prabowo Subianto
Prof. Dr. KH Sutan Nasomal SH, MH mengimbau kepada Presiden Jenderal H. Prabowo Subianto untuk tidak mengambil keputusan yang hanya akan menambah penderitaan rakyat. Masyarakat yang kini diam bukan berarti tidak merasa sengsara, tetapi mereka menilai bahwa pemerintah, khususnya menteri-menteri, belum menunjukkan kinerja yang sesuai harapan.
Prof. Sutan mengingatkan bahwa kesulitan rakyat saat ini disebabkan oleh kebijakan yang tidak berpihak kepada mereka. Pemerintah saat ini harus mampu membuat kebijakan yang pro-rakyat dan tidak menambah beban ekonomi masyarakat.
Dalam situasi ini, Prof. Sutan menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto dapat menyapu bersih menteri-menteri yang tidak dapat bekerja dengan baik, serta menata kembali ekonomi Indonesia untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi kemiskinan.
Tuntutan untuk Batalkan Kenaikan BBM
Prof. Dr. KH Sutan Nasomal SH, MH juga menghimbau agar keputusan kenaikan BBM yang diumumkan baru-baru ini dibatalkan. Menurutnya, masih banyak cara lain yang dapat diambil pemerintah untuk membantu rakyat tanpa harus menaikkan harga BBM. Rakyat membutuhkan bukti nyata, bukan janji.
Narasumber:
Prof. Dr. KH Sutan Nasomal SH, MH