Tuban – Dalam momentum Halal Bi Halal yang digelar oleh Yayasan Bina Insan Kamil (Yabika) Tuban di kediaman H. Erhamny, Sabtu (5/4/2025), Ketua Umum Yabika KH. Imam Mawardi Ridlwan menggulirkan gagasan penting: setiap komunitas atau lembaga sebaiknya memiliki area pemakaman (makbaroh) internal.
Menurutnya, kehadiran makbaroh akan melatih para murid untuk mentradisikan doa kepada para ahli kubur. Ia pun mendorong agar Yayasan Bina Insan Kamil Tuban segera bermusyawarah untuk merancang teknis realisasi Makbaroh Yabika.
Dalam penjelasannya kepada Ganeshaabadi.com, Abah Imam—yang juga menjabat sebagai Sekretaris IPHI Jawa Timur—menyebutkan bahwa pengelolaan pemakaman ini nantinya akan melibatkan para kepala sekolah dan guru. Mereka akan membimbing murid dalam kegiatan ziarah kubur, pembacaan Yasin, tahlil, hingga khataman Al-Qur’an.
“Ini adalah pendidikan berbasis praktik langsung atau learning by doing, yang menanamkan nilai spiritual dan sosial secara nyata,” ungkapnya.
Lebih lanjut, tokoh yang juga aktif di Lembaga Dakwah PWNU Jawa Timur ini menyampaikan bahwa Makbaroh Yabika akan menjadi bentuk penghormatan kepada para pengurus yayasan, keluarga, serta guru. Murid-murid pun dijadwalkan secara bergiliran per kelas untuk mengirim doa kepada para ahli kubur.
Abah Imam juga menambahkan bahwa Makbaroh Yabika akan menyediakan fasilitas makam keluarga. Teknisnya, keluarga bisa membeli kavling dengan ukuran standar 1×2 meter per orang. Jika satu keluarga ingin menyediakan 10 makam, maka dibutuhkan kavling 10×2 meter. Dengan begitu, keluarga dapat berziarah dengan nyaman kapan saja.
“Karena sudah berinvestasi di lahan Makbaroh Yabika, maka diperbolehkan membangun kijing atau bangunan kecil di atas makam,” jelasnya.
Sebagai penutup, Abah Imam menekankan pentingnya pengelolaan dan desain Makbaroh secara profesional. Ia mendorong pembangunan fasilitas seperti tempat pembacaan Yasin, Al-Qur’an, dan tahlil, dengan biaya yang ditanggung secara gotong royong oleh warga Yabika.
(Red)