Malang, Ganeshaabadi.com – Momentum Kemerdekaan RI ke-78, Kamis (24/8/2023), Pondok Pesantren Annur Al Azhar Bululawang Malang mengundang para ulama, cendekia dan tokoh masyarakat untuk mengikuti Sarasehan Kebangsaan. Kegiatan tempatkan di halaman Pondok Pesantren Annur Satu Al Azhar Bululawang Malang.
Dalam sambutannya, Pengasuh Annur Satu Al Azhar Bululawang, KH. Mashudi Busiri mengamanahkan para pejuang untuk menjaga empat pilar bangsa.
“Kami dari pondok pesantren menitipkan agar empat pilar kebangsaan untuk disosialisasikan dan dijaga oleh para Pejuang Merah Putih. Pesantren mendukung untuk perjuangan menjaga kedaulatan bangsa. Semoga kegiatan untuk sinergi bela negara,” tegas Kyai Mashudi.
Bapak KH. Mashudi Busiri memberi amanah pada DR. KH. Gus Mujab untuk memberi sambutan atas nama para masyayich. Gus Mujab menyampaikan bahwa:
“Santri dalam kebangsaan telah membuktikan telah membela negara. Sarasehan Kebangsaan di pesantren merupakan merefresh kembali untuk kolobarasi makna kebangsaan lebih luas. Di pesantren diajarkan Figh Wathonah. Figh Wathonah sebagai upaya untuk menegaskan sikap para santri dalam bela negara. Lebih penting adalah di pesantren ada do’a kyai untuk bangsa setiap saat. Kita semua tinggal mengamini do’a-do’a para kyai kasepuhan pesantren yang do’anya tiada hijab”, tegas KH. DR. Mujab.
Sarasehan Kebangsaan mendatangkan nara sumber Letjend (Purn) TNI H. Agus Sutomo dan Marsda (Purn) TNI H. Bambang Eko. Dalam kesempatan Sarasehan Kebangsaan tersebut H. Agus Sutomo monggo menegaskan, bahwa
“Mewujudkan menjaga negara maka semua harus untuk kesatuan NKRI. Sebelum Indonesia merdeka di Sumatera ada kerajaan besar dan maju yaitu Sriwijaya. Karena konflik internal kerajaan tersebut habis dan punah. Setelah itu disusul oleh Kerajaan Majapahit yang wilayah hingga Vietnam. Tapi juga hancur dan habis. Setelah ada pihak asing datang yang mengaku saudara. Namun setelah tahu potensi alam Indonesia, mereka seperti siang berbulu domba. Para pejuang disiksa dan dibunuh. Baru setelah itu ada gerakan pemuda untuk berjuang dengan cara mendirikan taman siswa. Tokoh utama Ki Hajar Dewantoro mendidik generasi. Para generasi yang terdidik bersama dan membuat siasa. Mereka membangun kekuatan untuk persiapan kemerdekaan. Lamanya selama 20 tahun dalam penyiapan kemerdekaan. Setelah ada kekuatan mereka berkumpul di Jakarta untuk bersumpah. Yaitu Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober tahun 1928. Mereka bersepakat berjuang bersama. Salah satu senjata yang digunakan untuk berujuan adalah bambu runcing. Mereka bersepakat untuk meneriakkan “Allohu Akbar” setiap pergerakkan perjuangan. Semangat membara dengan niat ibadah karena Alloh Ta’ala mereka merebut kemerdekaan. Dan perlu dicatat saat itu belum ada tentara. Mereka sepakat merdeka Indonesia adalah pada Jum’at Kliwon, 17 Agustus 1945 dipekikkan kemerdekaan. Sejarah nyata harus disepakati bahwa bersatu itu kekuatan untuk menjaga kedaulatan negara. Pada tahun 1926 hadlir dari pesantren yaitu KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah, dan KH. Abdul Halim menyatukan para masyayich, ulama, kyai dan cendekia untuk berjuang. Para tokoh agama tersebut bersama para pemuda untuk berjuang dengan para pemuda untuk persiapan kemerdekaan Indonesia. Bermodal rukun, guyub, dan tentram untuk mencapai kemerdekaan,” tegas Agus Sutomo
Mayor Jendral (Purn) TNI Isac Markus sebagai nara sumber kedua menegaskan memilih pemimpin itu itu harus yang FAST yaitu bersikap dan memiliki karakter Fathonah, Amanah, Shidiq dan Tabligh. Inilah yang dipilih.
(Red)