SUMSEL- Masyarakat Desa Gunung Mas melaksanakan kegiatan tradisi unik yang terus dilestarikan secara turun-temurun ketika menyambut Tahun Baru Hijriyah bulan Jawanya Asyuro atau 10 Muharrom, di Masjid Jami Darussalam, RT 02 RW 04, Desa Gunung Mas Kecamatan Belitang, Kabupaten Ogan Komering ulu Timur, Senin (15/7/2024)
Di Tahun Baru Hijriah tanggal Sepuluh Suro di penanggalan Jawa, masyarakat Desa Gunung Mas beramai-ramai berkumpul di masjid dengan membawa nasi sebakul dan lauknya untuk kenduri bersama dan berdoa guna menyambut Tahun Baru Islam.
Dengan beralas daun pisang, sekitar puluhan kendil nasi beserta lauk yang dibawa oleh warga dikumpulkan untuk kemudian dilakukan supaya mendapatkan berkah di tahun baru Hijriah ini. Kegiatan ini merupakan salah satu budaya atau tradisi turun-temurun dari leluhur guna menyambut tanggal Sepuluh Suro.Tradisi kegiatan ini telah lama dilakukan masyarakat dan masih dijaga dan selalu dilaksanakan dari tahun ke tahun.
Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini tak lain adalah untuk berkumpul dan berdoa bersama memohon kepada Alloh SWT agar diberikan keselamatan, kesehatan dan keberkahan dalam menyambut dan menjalani tahun baru Hijriyah ini.
Mansyur Rudin, selaku imam yang memimpin acara kegiatan tersebut menyebutkan bahwa Malam Sepuluh suro merupakan suatu pergantian tahun pada penanggalan Kalender Jawa. Sama halnya dengan tahun baru pada umat Islam yang dimulai dengan tanggal 1 Muharram tahun Hijriah atau sama halnya dengan tahun baru Masehi yang dimulai pada tanggal 1 Januari Tahun Masehi.
“Malam Sepuluh Suro sangat berarti bagi orang Jawa, karena tidak saja memiliki dimensi fisik, perubahan tahun tetapi juga mempunyai dimensi spiritual. Orang Jawa yakin bahwa perubahan tahun Jawa bertepatan dengan tahun Hijriyah, menandakan babak baru dalam tata kehidupan kosmis. Pada dasarnya Orang-orang Jawa menjalani ritual malem Sepuluh Suro dengan berbagai maksud, yang utama adalah mengharapkan perubahan hidup yang lebih baik di tahun yang akan datang yang akan dijalaninya. Bagi masyarakat Jawa, bulan Suro sebagai awal tahun Jawa juga dianggap sebagai bulan yang sakral atau suci, bulan yang tepat untuk melakukan renungan, tafakur, dan introspeksi untuk mendekatkan dengan Yang Maha Kuasa,” ungkap Mansyur Rudin senin malam.
Acara kegiatan malam Sepuluh Suro di Desa Gunung Mas ini berjalan lancar serta antusias sekali sangat tampak para masyarakat menyambut kegiatan momen setahun sekali ini yang terus dijaga secara turun -temurun dengan rasa bahagia.
Simpang Rimba 15 Juli 2024.
Oleh: Putri Rahmawati