Ganeshaabadi.com
Puasa itu sering dilakukan oleh banyak orang yang ingin meningkatkan kualitas spiritual dirinya sehingga bisa memperoleh kekuatan jiwa atau bathin, tapi juga kekuatan fisik. Setidaknya ada tiga potensi utama manusia yang bisa terus dikembangkan, yaitu fisik, akal dan bathin. Semuanya perlu dilatih dan diasah atau ditingkatkan kemampuannya sehingga memiliki kualitas diatas rata-rata yang tak dimiliki oleh banyak orang.
Kekuatan fisik bisa berkembang dalam bentuk keahlian, kemahiran dan ketangkasan seperti pendekar yang mempunyai keunggulan tertentu hingga memiliki Keunggulan dari orang lain. Begitulah capaian yang bisa diperoleh dengan ketekunan melakukan olah raga (fisik).
Begitu juga olah pikir hingga punya kemampuan melakukan analisa dengan cepat untuk menentukan cara mengatasi suatu masalah yang rumit. Solusi terbaik untuk memecahkan suatu masalah dengan cepat dan akurat, merupakan takaran dari kemampuan olah pikir seseorang itu terbilang jenial.
Lalu olah bathin yang berada pada wilayah spiritual (non material) perlu dilakukan agar bisa memiliki kemampuan yang baik untuk mengendalikan diri dalam menyikapi sesuatu bagi setiap orang. Dalam takaran idealnya, mulai dari kesabaran, kejujuran, keikhlasan, hingga keyakinan seperti percaya diri, tidak takabur dan tidak sombong, tidak pula rendah diri, dapat terkontrol serta terkendali dengan baik.
Sementara yang berkelindan dalam jjiwa, hati, perasaan (emosional), sifat tamak, rakus dan kemaruk, serta cinta maupun sedih sepenuhnya berada dalam kendali bathin yang menaungi rasa, selera, iri hati dan dengki yang sesungguhnya tidak perlu terjadi bila bathin dapat selalu berada dalam kendali, mampu dikelola atau dijinakkan oleh akal sehat yang sepenuhnya berada dalam kendali jiwa yang bersih dan jernih. Begitulah sucinya fitrah manusia sebagai pembawa nilai-nilai illahiah. Yang dimaksud dari khalifah Alloh,
Dalam istilah ekstrim kaum sufi jalan pilihan hanya ada dua, yaitu jalan yang mengarah ke langit, sedangkan jalan lain yang mengarah ke bumi. Lalu jalan mana yang akan dipilih, terserah masing-masing orang yang kelak terap memiliki konsekuensinya masinf-masing.
(Nur Kholis)