Ganeshaabadi.com (11/5/2023)
Halal bil halal sekaligus sarasehan kebangsaan sahabat Prabowo yang tergabung dalam Relawan Pendowwo Jawa Timur di selenggarakan Senin (08/05/2023).
Para ulama, kyai, tokoh masyarakat dan tokoh komunitas guyub rukun membangun sinergi mewujudkan kedaulatan bangsa.
“Sesama anak bangsa harus rukun, guyub tidak boleh saling bermusuhan untuk membangun Indonesia berdaulat. Anak bangsa saling perang itulah yang dimaui oleh pihak asing. Pihak asing akan memanfaatkan situasi ketifakrukunan anak bangsa.
Jika anak bangsa terprovokasi saling serang maka kekayaan bangsa Indonesia akan dirampas asing. Rakyat dibiarkan saking bermusuhan,” papar Letjen TNI (Purn) H. Agus Sutomo saat menyampaikan pasaran di halal bil halal yang di selenggarakan di daerah Ngagel Surabaya.
Tokoh yang pernah mimpin Kopasus lebih lanjut memberi wejangan para sahabat Prabowo untuk tidak membuat berita negatif dalam berdemonstrasi. Tidak boleh menjelekkan siapapun. Apabila ada yang membuat berita negatif pada Prabowo atau sahabat Prabowo sebaiknya dibalas dengan senyum dan kebaikan. Tidak waktu untuk saling bermusuhan sesama anak bangsa.
“Pesan utama Prabowo semua anak bangsa harus selalu rukun untuk memhangun negara kita. Semua anak bangsa wajib membangun kesatuan dan persatuan bangsa. Dan negara akan lemah jika anak bangsa bercerai berai. Halal bil halal mengajarkan kedamaian saling memaafkan sehingga terwujud sinergi,” paparnya
Di sela-sela halal bil halal, KH. Suyuti Toha asal Banyuwangi menjelaskan bahwa ancaman untuk menjadikan Indonesia lemah itu nyata. Maka diperlukan pemimpin yang baik, unggul dan kuat.
“Para kyai sepakat bahwa pemimpin bangsa Indonesia adalah sosok yang kuat bukan yang loyo. Harus punya sifat yang amanah. Kita cari siapa saat ini yang amanah. Tentu memiliki intelektual unggul. Dan memiliki mampu membawa negara besar ini berdaulat. Negara tidak dijual ke asing,” jelasnya.
Kyai Thoha Maksum dari Pesantren Pampang Pakel Tulungagung menyampaikan bahwa kita hanya mencari yang mampu berdaulat dan mempertahankan kedaulatan bangsa.
“Pemimpin bangsa Indonesia itu sebaiknya yang punya jati diri untuk berdaulat. Sebaiknya bukan yang jadi petugas oligarki atau petugas partai. Pemimpin yang kuat dan berdaulat akan mampu meneruskan cita-cita pendiri bangsa kita,” ujarnya.
(Team/Red)