JATENG, – Sejarah awal merintis pondok pesantren yang ada di Dusun Bladeg Desa Kutukan kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Jawa Tengah diawali penugasan seorang da’i bersama istrinya. Mulai tugas tahun 2004 dengan modal menjalankan amanah guru. Kyai Ahmad Najib diberi kepercayaan mendidik 2 santri di rumah dari kayu. Ketekunan dan kesabarannya sehingga amanah santri menjadi 16 anak.
Kyai Najib mendapatkan semangat dari istrinya, Bu Nyai Ida untuk melengkapi pesantren dengan sekolah formal. Dirintis PAUD dan TK serta SD atas izin gurunya, Abi Kh Ihya Ulumiddin. Dan seiring berjalannya waktu sampai saat ini sudah mencapai 100 santri.
Kyai Ahmad Najib pada Ahad 21 Juli 2024 Mengisahkan, “awal mula berdirinya pondok pesantren dimulai dari 2 santri salah satunya dari saudara dan dari anak Purwodadi,” tuturnya,
“Setelah itu berkembang menjadi 16 santri rata-rata kelas 1 Mts, awalnya aktifitas kita hanya menekuni mengaji saja, seiring berjalannya waktu mulai merintis mendirikan sekolah formal,” tambahnya.
Pesantren Al Mizan Bledeg tampak sederhana. Rumah yang ditempati santri terbuat dari kayu sebagaimana kebanyakan rumah di daerah Kecamatan Randublatung Blora Jateng. Rumah Kyai Najib juga dari kayu. Pesantren telah dilengkapi masjid yang permanen, besar dan bersih.
Pesantren Al Mizan berdiri di atas lahan wakaf seluas 2500 m². Tampak damai untuk mewujudkan pembinaan dan pengkaderan generasi ahli sunnah wal jama’ah yang rahmatalil alamin.
Kyai asal Kabupaten Demak yang sederhana hanya meminta do’a restu dapat istiqomah menjalankan amanah guru berkhidmad beribadah bersama para santri.
“Do’akan kami dapat berkhidmad untuk dakwah secara istiqomah,” tutupnya.
(Team/Red)