Ganeshaabadi.com dijawa dan sebagian besar di Indonesia terdapat tradisi yang menarik dan unik ketika menjelang puasa Ramadhan. Kaum muslimin membiasakan kegiatan megengan. Mereka berkumpul membawa makanan, didoakan bersama dan ada ceramah terkait Romadlon, ini tradisi pertama. Tradisi kedua ada ziaroh ke keluarga masing-masing yang telah wafat. Mereka melaksanakan bersih kuburan dan kirim yassin, tahlil serta mendoakan keluarganya. Bagaimana tradisi ini dalam pandangan para ulama.
Ketua Bidang Dakwah IPHI Jawa Timur, KH. Ahmad Fauzi Efendi menuturkan bahwa tradisi ziaroh kubur merupakan tradisi yang baik, hukumnya sunnah bukan wajib terutama untuk kaum laki-laki. Kenapa Banyak Orang Ziyarah Kubur Jelang Ramadlan ?Secara singkat jawabnya,” Ziyarah Qubur hukumnya sunnah agar orang selalu ingat terhadap Akhirat sehingga hidupnya berhati hati dan ibadahnya semangat.
Disamping itu juga untuk mendoskan Ahli Qubur (seperti orang tuanya dsn leluhurnya maupun keluaga yg sudah wafat ) Nah ketika Jelang Ramadhon Suasana Bathin semakin mantap maka ketika Ramadhon Ibadahnya insyaa Alloh lebih mantap dan meningkat. Senang menyambut Ramadhon yang penuh berkah. InsyaAlloh dan semoga kita Semua Sukses Aamiin,” jelas Kyai Imam.
Sementara itu Sekretaris IPHI Jawa Timur, KH Imam Mawardi Ridlwan menekan bahwa tradisi ziarah kubur ke keluarga bertujuan kirim do’a di saat menyambut bulan suci Ramadan. Ziaroh kubur itu amalan sunnah yang sangat dianjurkan terlebih mengunjungi makam orangtua dan pata ulama yang telah berjasa dalam menyebarkan agama Islam di daerahnya.
Para ulama sudah tiada perbedaan diperbolehkan ziarah kubur terutama untuk laki-laki. Amalan yang baik dan merupakan salah satu bentuk mengirim doa kepada mereka orang yang telah wafat,” ungkap Kyai Imam.
Melalui Sekretaris IPHI Jawa Timur, IPHI Jawa Timur mengingatkan agar saat melaksanakan ziaroh kubur tidak terjebak amalan yang dilarang oleh agama Islam.
“Salah satu manfaat terpenting tradisi ziaroh kubur adalah memberi pngingat bagi peziarah akan kematian, ada kehidupan akhirat, sebaiknya semua mempersiapkan diri,” jelas Kyai Imam.
Sebagian masyarakat masih ada yang mempertanyakan kebolehan mendo’akan yang telah wafat? Menurut Sekretaris IPHI Jawa Timur bahwa ulama sudah tidak ada khilaf tentang hal ini. Para ulama sering mengambil dasar Al Quran surat Al Hasyr ayat sepuluh. Menurut para ulama ayat tersebut merupakan contoh do’a bagi orang yang telah wafat lampau.
وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman (dan wafat) lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.”