Mandailing Natal, 29 Maret 2025 – Ikatan Mahasiswa Mandailing Natal Pekanbaru (IMA Madina Pekanbaru) mendesak Polres Mandailing Natal untuk segera mengusut kasus penganiayaan dan ancaman senjata tajam yang terjadi di lokasi Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Hutabargot Nauli, Kecamatan Hutabargot.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pelaku penganiayaan berinisial SP diduga memiliki keterkaitan dengan seorang bos tambang ilegal berinisial N, yang disebut-sebut sebagai dalang utama maraknya PETI di wilayah tersebut.
Kronologi Kejadian
Peristiwa ini terjadi pada Selasa, 11 Maret 2025, sekitar pukul 03.00 WIB. Korban, seorang pekerja tambang, mengaku dianiaya oleh SP saat keluar dari lubang tambang tempatnya bekerja. SP menanyakan jumlah pekerja yang masih berada di dalam lubang, dan setelah korban menjawab bahwa masih ada empat orang, SP tiba-tiba menampar korban dan mengancam dengan sebilah pisau. Merasa terancam, korban melarikan diri untuk menyelamatkan diri.
Desakan Mahasiswa untuk Penegakan Hukum
Ketua IMA Madina Pekanbaru, Gusti Pardamean Nasution, menegaskan bahwa aparat penegak hukum harus bertindak tegas untuk mengusut kasus ini hingga ke akar-akarnya.
“Kami mendesak Polres Mandailing Natal untuk segera menangkap pelaku penganiayaan dan membongkar jaringan mafia tambang. Jika benar ada aktor besar berinisial N yang mengendalikan PETI, maka negara tidak boleh tunduk pada kekuatan mafia yang merusak lingkungan dan mengancam keselamatan masyarakat,” tegasnya.
IMA Madina Pekanbaru juga menyoroti bahwa PETI bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga memicu berbagai tindak kriminal serta konflik sosial di masyarakat.
“Tambang ilegal ini bukan hanya merusak ekosistem, tetapi juga diduga menjadi ajang transaksi narkoba, praktik kekerasan, dan perebutan kekuasaan. Jika tidak segera diberantas, maka konflik seperti ini akan terus berulang,” ujar Gusti.
Tuntutan IMA Madina Pekanbaru
IMA Madina Pekanbaru menyatakan akan terus mengawal kasus ini hingga ada tindakan nyata dari aparat penegak hukum. Jika tidak ada perkembangan yang signifikan, mereka siap turun ke jalan untuk menyuarakan tuntutan mereka secara langsung.
“Kami tidak hanya menuntut keadilan bagi korban penganiayaan, tetapi juga meminta aparat bertindak tegas terhadap mafia tambang yang selama ini mengendalikan PETI di Mandailing Natal. Tidak boleh ada kompromi dengan mereka yang merusak lingkungan dan merampok sumber daya alam kita,” tegas Gusti.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan. IMA Madina Pekanbaru berharap agar kasus ini tidak hanya berhenti pada pelaku lapangan, tetapi juga mengusut dugaan keterlibatan oknum polisi berinisial KHL yang diduga melindungi bos PETI, N.
“Kami tidak akan tinggal diam. Jika aparat lamban bertindak, kami siap turun ke jalan untuk menuntut keadilan dan memastikan bahwa hukum ditegakkan tanpa pandang bulu,” pungkas Gusti Pardamean Nasution.
(Red)