Surabaya – Lembaga Dakwah PWNU Jawa Timur terus mengembangkan dakwah ramah melalui program Bina Desa An Nahdliyah, yang akan dimulai pada Ramadan 1446 H. Program ini dilaksanakan di Desa Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar, dengan menugaskan para dai untuk menyebarkan ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) An Nahdliyah secara lebih luas.
Ketua LD PWNU Jawa Timur, DR. KH. Syukron Djazilan Badri, yang saat ini sedang menunaikan ibadah umrah, menyampaikan melalui WhatsApp bahwa program ini merupakan bagian dari upaya penguatan dakwah berbasis masyarakat.
“Bina Desa An Nahdliyah dikerjasamakan dengan Lazis PWNU Jatim, pondok pesantren, kampus, serta berbagai lembaga yang peduli terhadap dakwah. Program perdana akan dimulai di Wates, Blitar, pada Jumat (28/2/2025),” ujar Abah Syukron, Selasa (25/2/2025).
Tujuan Program Bina Desa An Nahdliyah
Sekretaris LD PWNU Jawa Timur, DR. KH. Khoirul Anwar, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk:
1. Menguatkan keimanan dan ketakwaan warga Nahdliyin saat menjalankan ibadah Ramadan.
2. Menyebarkan ajaran Aswaja An Nahdliyah hingga ke pelosok desa, terutama di daerah yang menjadi sasaran dakwah komunitas non-Islam dan non-Aswaja.
3. Meningkatkan pemahaman Aswaja An Nahdliyah di masyarakat serta membentengi akidah mereka dari pengaruh ajaran yang menyimpang.
4. Mengcounter dakwah kelompok tertentu yang mudah menyalahkan dan membid’ahkan golongan lain, guna menjaga persatuan umat.
5. Memperkuat sinergi antara LD PWNU Jatim dengan berbagai lembaga NU, pondok pesantren, dan perguruan tinggi NU.
“LD PWNU Jawa Timur berkomitmen untuk menyebarkan dakwah yang ramah dan santun guna membangun kebersamaan di masyarakat. Di Ramadan 1446 H ini, kami menugaskan para dai untuk berdakwah di Desa Wates, Kabupaten Blitar,” ujar KH. Khoirul Anwar.
Kolaborasi dengan Pesantren dan Kampus
Program ini juga melibatkan berbagai lembaga pendidikan Islam. Koordinator Kumpulan Da’i Pondok Pesantren Tebuireng (Kudaireng) Jombang, Kyai Gus Tanthowi, menyebut bahwa pengiriman dai dalam program ini menjadi bagian dari pembinaan mahasiswa Ma’had Aly Tebuireng, agar mereka dapat belajar langsung dari masyarakat.
Sementara itu, KH. Gus Tholhah, salah satu pengasuh Ma’had Aly An Nur Bululawang Malang, menegaskan bahwa para mahasantri dari pesantrennya juga turut serta dalam program ini.
“Para mahasantri Ma’had Aly An Nur bertugas berkhidmat kepada masyarakat, berdakwah, sekaligus belajar langsung dari kehidupan sosial. Mereka juga diwajibkan membuat laporan atas pengalaman mereka di lapangan,” ungkapnya.
Dengan adanya Bina Desa An Nahdliyah, LD PWNU Jatim berharap dakwah Aswaja An Nahdliyah semakin berkembang, mempererat ukhuwah Nahdliyah, serta menjaga harmoni sosial di tengah masyarakat.
(Red)