KULON PROGO — Keluarga besar pondok pesantren Nurul Haromain Kulo progo yang berada di Taruban kulon,tuksono,kecamatan sentolo sedang berduka,Kepergian pengayom para santri KH. Shirojan Muniro pada Selasa (07/05.2024) menjadikan para santri dan seluruh alumni Nurul Haromain Kulon Progo kehilangan sosok orang tua Asuh. Rabu .(08/05/2024)
Ucapan kehilangan sosok panutan para santri di sampaikan oleh Ketua alumni Nurul Haromain Kulon Progo, KH Abdus Salam tampak berduka mendalam karena kehilangan orang tua.
“Almarhum merupakan guru utama dan sekaligus orang tua saya. Masya’ Allah figur tauladan tersebut sangat perhatian dengan para murid-murid beliau. Saya saksikan bahwa beliau bukan hanya mengajarkan ilmu ke pesantren nan namun mengajarkan kehidupan. Almarhum memberikan hartanya untuk santri yang sudah siap tugas. Saya dibuatkan pesantren. Ada dawuh beliau yang menjadi saya meneruskan amanah beliau. Beliau dawuh jangan sampai ada santri gagal mondok karena kekurangan bekal. Saya tahu bahwa kehidupan walaupun bukan kelebihan harta bahkan untuk beliau sendiri banyak kekurangan, tapi kalau untuk santri diberikan kecukupan,”kata Abdillah Salam Pengasuh ponpes Nurul Dholam kulon progo
Masih menurut Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Dlolam Pengasih Kulon Progo, KH Abdullah Salam bahwa,almarhum adalah figur yang sangat rajin bersilaturahim.
“Bagi saya,yang sangat mengesankan dimanapun ada keluarga santri yang meninggal tetap takziyah walaupun jauh. Dimana saja ada santri punya hajat juga datang, walaupun capek. Dan almarhum punya cita-cita semua orang diajak ngaji, sampai anak jalanan, anak yatim, duafa’, orang tua. Semua lapisan masyarakat sangat mengenal akrab dengan beliau, baik pejabat, kyai, rakyat. Keistimewaan guru saya adalah tidak memiliki sifat pendendam walaupun disakiti,”papar nya pada awak media
Masih menurut Kyai Salam Wates Kulon Progo bahwa almarhum telah merintis Pondok Pesantren pondok Nurul Haromain Taruban Sentolo, Nurul Haromain Toyan , Wates Kulon Progo, Nurul Dholam Pengasih Kulon Progo, Nurul Fadhilah Cumetuk, Nurul Falah dan Budi Mulyo.
“Disamping merintis pesantren, almarhum adalah pendiri Persatuan Alumni Kulon Progo(Pesakup),salah satu pesan almarhum ialah tidak boleh ada santri yang dari Kabupaten Kulon Progo jika akan mondok kekurangan biaya,maka, almarhum mengupayakan uang mondok dan bekal lainnya, biar santri bisa kembali lagi ke pondok, dan semangat berangkat. Jadi almarhum yang mencari donatur untuk membelikan kitab para santri dan memberi bekal para santri. Almarhum bersilaturahim pada para donatur sambil bersepeda untuk memperjuangkan santri. Jangan ada santri gagal mondok karena kurang bekal,”pungkas Kyai Salam
(Her/Red)