Ganeshaabadi.com – Nyanyian klasik “Nenek Moyangku Orang Pelaut” bukanlah sekadar lirik penghibur, tetapi refleksi sejarah yang kaya akan bukti nyata. Banyak ahli sejarah dunia, termasuk dari Eropa, mengakui bahwa nenek moyang bangsa Indonesia, yang datang dari Asia Tenggara sekitar 5.000 dan 2.000 tahun sebelum Masehi, telah mengandalkan laut sebagai sumber penghidupan utama. Penelusuran sejarah bahkan menunjukkan hubungan nenek moyang suku bangsa Nusantara dengan suku Aborigin di Australia serta pendirian Kerajaan Merina di Madagaskar oleh perantau dari Nusantara.
Jejak Maritim Nusantara
Nenek moyang bangsa ini dikenal memiliki teknologi pembuatan perahu bercadik dan layar yang tangguh, memungkinkan mereka melintasi Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Tradisi ini tercermin dalam bahasa maritim Austronesia yang menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Nusantara.
Sejarah kejayaan maritim Nusantara dapat ditelusuri mulai dari Kerajaan Sriwijaya hingga Majapahit, yang menguasai jalur perdagangan rempah-rempah. Di masa pra-kemerdekaan, tokoh-tokoh seperti Laksamana Malahayati dari Aceh dan kekuatan maritim Kesultanan Banten menjadi bukti nyata bagaimana budaya maritim menjadi kunci kemakmuran bangsa.
Namun, kejayaan ini mulai memudar seiring berjalannya waktu. Tantangan globalisasi, minimnya perhatian terhadap pengembangan sektor maritim, dan pengabaian budaya leluhur telah mengikis potensi besar ini. Kini, Indonesia perlu membangkitkan kembali semangat maritim yang pernah menjadi andalan utama pembangunan bangsa.
Supremasi Maritim: Strategi Kebangkitan
Dengan luas laut yang mencapai dua pertiga wilayah Indonesia, membangun supremasi maritim adalah langkah strategis untuk memperkuat kedaulatan bangsa. Peran Angkatan Laut Republik Indonesia sebagai penjaga wilayah perairan harus diperkuat, termasuk melalui peningkatan kapasitas pasukan marinir yang tak kalah hebat dibanding negara lain.
Di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, harapan untuk memprioritaskan kekuatan maritim semakin besar. Pemerintah perlu serius mengembangkan potensi maritim, mulai dari infrastruktur transportasi laut, pengelolaan sumber daya laut, hingga memperkuat sektor keamanan.
Integrasi Budaya Maritim dan Agraris
Selain maritim, budaya agraris yang melimpah juga menjadi keunggulan unik Indonesia. Kedua budaya ini adalah aset besar yang saling melengkapi. Pengelolaan optimal kedua sektor ini dapat menjadi solusi untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Indonesia harus kembali pada akar budayanya, menjadikan maritim dan agraris sebagai fondasi pembangunan nasional. Dengan strategi yang tepat, kejayaan nenek moyang yang pernah mengarungi lautan luas dapat dihidupkan kembali untuk generasi kini dan masa depan.
Kejayaan Indonesia bukanlah angan-angan belaka. Dengan memaksimalkan potensi laut dan tanah yang telah diwariskan nenek moyang, bangsa ini dapat berdiri gagah sebagai negara yang tangguh, mandiri, dan berdaulat.
(Jacob Ereste)