Ganesha Abadi – Dialog Generasi Spiritual untuk Semua yang kedua digelar pada 17 Maret 2024 di Sekretariat GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia), Jl. Juanda No. 4A, Jakarta Pusat. Sekitar 20 peserta dari berbagai latar belakang agama dan pendidikan hadir dalam diskusi ini.
Tausiah yang disampaikan Sri Eko Sriyanto Galgendu berfokus pada makna spiritual dengan pendekatan yang lebih mengedepankan mata hati daripada sekadar akal. Acara ini ditutup dengan buka puasa bersama, menikmati hidangan khas Ayam Ancur dan Soto Gubeng.
Dalam pemaparannya, Sri Eko menegaskan bahwa Nusantara memiliki warisan budaya dan peradaban yang luar biasa, jauh sebelum berdirinya Indonesia. Ia menyoroti sejarah kepemimpinan bangsa yang tak boleh dibatasi hanya pada peristiwa Sumpah Pemuda 1928 atau Kemerdekaan 1945.
Tema utama diskusi, “Mengenal Ayat Diri sebagai Buah dari Jalan Hidup,” bertujuan membantu peserta memahami jati diri mereka dalam menjelajahi dimensi spiritual. Ayat diri dimaknai sebagai refleksi manusia sebagai ciptaan Tuhan yang mulia dan khalifah di bumi.
Acara ini juga dihadiri oleh beberapa penggerak Generasi S (Spiritual to All), seperti Edo, Nabila, Katon, Yudhi Wahyudi, Hendro Alius, Nurdiansyah, Friska Adi Pratama, Nathan, Bastian, Indira, dan Alexa.
Sri Eko berharap kajian ini bisa menjadi agenda rutin mingguan dengan topik yang relevan untuk mempercepat kebangkitan spiritual di Indonesia. Ia menekankan bahwa kesadaran spiritual di kalangan generasi muda bukan sekadar tren, tetapi respons terhadap tantangan zaman.
(Jacob Ereste)