Ganesha Abadi – Ibadah haji bagi umat Islam bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan perjalanan spiritual yang penuh makna. Selain wukuf di Arafah dan beribadah di Baitullah, momen ini juga menjadi pengingat akan kebesaran Allah SWT dan ujian bagi sikap rendah hati serta kepongahan manusia.
Cerita dari seorang jurnalis yang mendalami pengalaman para jamaah haji menggambarkan banyaknya kejadian yang tidak hanya menakjubkan tetapi juga menyentuh sisi spiritual seseorang. Salah satunya adalah pengalaman seorang ibu berusia 80 tahun yang sebelumnya kurang sehat dan hanya mampu berjalan dengan bantuan kursi roda. Namun, selama di Tanah Suci, kondisi fisiknya berubah drastis menjadi segar dan bugar. Kursi roda yang telah disiapkan pun tidak pernah digunakan. Sang ibu bahkan aktif berkeliling dan menikmati setiap sudut tempat tinggalnya di Mekkah, menunjukkan kebahagiaan yang luar biasa.
Pengalaman ini memberi pelajaran berharga bagi keluarganya. Perjalanan ibadah haji tidak hanya menjadi momen spiritual tetapi juga pengingat bahwa mungkin selama hidupnya, sang ibu kurang mendapatkan waktu bersama keluarga untuk berwisata atau menikmati momen kebahagiaan.
Namun, tidak semua kisah ibadah haji berjalan mulus. Ada pula pengalaman yang menjadi ujian, seperti kehilangan arah selama perjalanan, insiden yang tidak dapat diterima akal sehat, hingga pengalaman gaib yang dialami beberapa jamaah. Salah satu kisah legendaris adalah tentang seorang paman yang merasa “ditampar” oleh tangan gaib di Tanah Suci pada tahun 1960-an. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa dimensi spiritualitas sering kali berada di luar jangkauan intelektualitas manusia.
Melalui perjalanan ini, banyak jamaah menyadari bahwa ibadah haji adalah sarana untuk menakar sikap rendah hati dan mengingatkan manusia agar tidak terjebak dalam kepongahan. Nilai-nilai spiritual yang dirasakan selama ibadah haji memberikan pelajaran mendalam tentang hakikat hidup sebagai khalifatullah, wakil Tuhan di bumi.
Haji bukan sekadar kewajiban bagi yang mampu, tetapi juga cerminan perjalanan batin untuk menyadari kelemahan dan kebesaran Allah SWT. Sebuah perjalanan yang tak hanya menguatkan iman tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan yang mendalam.
(Jacob Ereste)