BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi aktif membumikan karya sastra di kalangan pelajar hingga guru melalui “Festival Sastra” yang berlangsung di RTH Maron, Genteng, pada Sabtu (03/08/2024).
Menariknya, festival sastra ini menampilkan dan mengkompetisikan sastra tidak hanya dalam bahasa Indonesia, tetapi juga dalam bahasa Using, Jawa, dan Inggris.
“Festival ini tidak hanya merayakan karya sastra, tetapi juga menjadi momen penting untuk merenungkan bagaimana sastra berperan dalam merevitalisasi bahasa daerah,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat membuka acara.
Di Festival Sastra ini, sekitar 400 pelajar Banyuwangi berpartisipasi dalam lomba karya sastra. Lomba-lomba tersebut antara lain Cipta Puisi Bahasa Indonesia, Cipta Puisi Bahasa Using, Baca Puisi (Bahasa Indonesia dan Using), Cipta Pentigraf (Bahasa Indonesia dan Jawa), Cipta Geguritan, Cipta Cerpen (Bahasa Using), Speech Contest, hingga Story Telling.
Melalui festival ini, Bupati Ipuk berharap agar anak-anak muda tetap bangga menggunakan bahasa daerah.
“Saya kagum dengan karya-karya kalian. Semoga kalian konsisten dan semakin banyak anak yang cinta sastra, terutama sastra daerah. Sastra daerah jangan sampai menjadi asing di daerah sendiri, tetap perlu kita pelajari dan kembangkan,” ujar Bupati Ipuk kepada para pelajar.
Pemkab Banyuwangi rutin menggelar Festival Sastra sejak 2017. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan, sejak Festival Sastra rutin digelar, rata-rata rapor siswa di bidang literasi pada 2024 naik menjadi 82,01, dibandingkan tahun sebelumnya 73,48.
“Festival Sastra ini memperkuat karakter siswa. Selain meningkatkan literasi, sastra juga mengasah kepekaan seseorang, dan ini sangat positif,” jelas Ipuk.
Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, menambahkan bahwa Festival Sastra dirangkai dengan perlombaan untuk merangsang kreativitas pelajar dan guru.
Sebelumnya, peserta mengumpulkan karya mereka melalui Google Meet dan Youtube. Kemudian, panitia mengkurasi dan menjuri karya tersebut hingga tersisa 40 finalis.
“Selanjutnya, kami menampilkan dan memamerkan 40 finalis terpilih di babak final,” terang Suratno.
Beberapa karya yang ditampilkan adalah Geguritan berjudul Pamulangan, Puisi Bahasa Indonesia berjudul Aku Ingin Membaca Indonesia, Puisi Bahasa Using berjudul Merdekane Indonesia, Story Telling tentang Legenda Danau Toba, Malin Kundang, dan banyak lainnya.
Untuk cipta cerpen bahasa Using, karya yang ditampilkan adalah Lebaran Ring Kemiren, Rahasia Bisikan Nyi Semi, Kejiman, Merdeka Belajar Sinau Merdeka, Titisan Mbah Muk, dan lainnya.
(rag)