Ganesha Abadi – Saat organisasi ekstra kampus seperti GMNI berkembang, penulis memilih jalan pengabdian melalui Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Sembari aktif dalam pergerakan, penulis juga menjadi marbot masjid kampus. Setiap pagi sebelum kuliah, membersihkan masjid dan kamar mandi, menjadi imam sholat rawatib, khutbah Jumat, serta mengajar alif ba’ ta’ di teras masjid.
Tanggal 17 April 2025 ini, PMII genap berusia 65 tahun. Sebuah momentum penting di tengah semangat bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Sejak era Gus Dur mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa dan menjadi Presiden, kader-kader PMII turut aktif dalam panggung politik nasional. Sejarah telah mencatat peran PMII dalam membangun negeri ini.
Harlah ke-65 PMII mengusung tema “Generasi Hebat, Penggerak Perubahan.” Namun bagi penulis, tema “berkhidmat” justru lebih merepresentasikan nilai-nilai utama PMII. Berkhidmat bukan sekadar pengabdian biasa, melainkan komitmen tulus kepada masyarakat, bangsa, dan perjuangan Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah.
Bagi santri, berkhidmat adalah ibadah. Maka di usia 65 tahun ini, PMII tidak hanya dituntut mengejar capaian materi, tetapi juga meneguhkan nilai-nilai luhur dan ruh perjuangan.
Lalu bagaimana menjaga semangat berkhidmat agar terus hidup?
1. Tahrirun Niyyah wal Harakah
Penegasan niat dan arah gerakan adalah kunci. Setiap langkah harus diawali dengan niat tulus untuk kemaslahatan umat.
2. Kaderisasi Berbasis Pengabdian
PMII memiliki kekayaan kader dari latar belakang pesantren. Mereka tidak hanya kritis, tapi juga terbiasa berkhidmat di berbagai lini kehidupan.
3. Menjadi Mitra Strategis Negara
PMII harus hadir sebagai mitra konstruktif bagi para pemangku kebijakan. Memberi solusi, bukan sekadar kritik.
4. Membangun Kemandirian Organisasi
Kemandirian adalah fondasi kekuatan organisasi. PMII harus menjadi garda terdepan dalam menyongsong Indonesia Emas.
Semangat berkhidmat adalah energi perubahan. Dengan itu, kader PMII akan membangun masa depan dengan optimisme dan nilai. Harlah ke-65 ini menjadi momentum untuk terus menyalakan cahaya di tengah arus gelapnya arah gerakan mahasiswa, sekaligus menjadi teladan kepemimpinan global.
(Mawardi Abu Thoriq)