Ganeshaabadi.com | Paduan suara santri Al Azhaar Tulungagung Ahad (22/10/2023) membawakan lagu hari santri sangat bagus saat upacara hari santri di halaman Pesantren Al Azhaar Tulungagung. Mendengar kekompakkannya, terkesan bahwa mereka sedang mengajak kita untuk menegaskan jati diri kita adalah santri selamanya,
Maziltu thaliban ( ُمَازِلْت طَالِبًا). Pengasuh Pesantren Al Azhaar Tulungagung, KH Imam Mawardi Ridlwan pada Ahad (22/10/2023) seusai upacara mengisahkan slogan ُمَازِلْت طَالِبًا yang sangat bermakna tersebut.
“Kala itu saya dapat telpon langsung dari guruku yaitu Abi KH. Kiai Ihya Ulumiddin saat saya berkhidmad membuat konsep AD An Nadwah yang kemudian diubah menjadi Ash Shofwah. Guruku saat itu berkhidmad pada gurunya yaitu Abuya Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki Al Hasani dalam perjalan dakwah di Malaysia.
Dawuh Abi Ihya, Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki memberi tahu bahwa beliau akan menjemput seorang ulama ternama Indonesia. Para ulama’ Malaysia membersamai Abuya Al Maliki untuk menyambut kehadiran ulama ternama yang akan dateng.
Saat tiba di bandara Malaysia, para ulama’ Malaysia berebut menyambut ulama yang diceritakan oleh Abuya Al Maliki. Ulama’ yang dicerita Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki tersebut adalah Abi KH Ihya’ Ulumiddin, santri awal beliau yang saat ini sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Haromain Pujon Malang. Seusai dikerumuni para ulama’ Malaysia, Abi Ihya Ulumiddin dipanggil Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki, kemudian didawuhi, “Ihya’ anta kyai kabiir? Maazilta tholiban.” Kisah Abi Ihya tersebut kemudian diceritakan ulang saat pertemuan para alumni Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki dalam membahas AD An Nadwah di Pondok Pesantren Darus Salam Tambakmadu Surabaya” kisah Kyai Imam.
Mazilta Tholiban, selamanya kamu tetap santri, demikian dawuh Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki pada KH. Ihya’ Ulumiddin. Mengapa Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki dawuh demikian?
“Abi Ihya menegaskan hal tersebut bagian tarbiyah secara langsung dari guru murobbi ke santrinya. Abuya Al Maliki mendidik kita agar tidak ada kebanggaan diri atau kesombongan disaat dihormati para sambutan ulama’ Malaysia dalam penyambutan di Bandara Malaysia,” kisah Kyai Imam.
Pengasuh Pesantren Al Azhaar Tulungagung, KH Imam Mawardi Ridlwan Sabtu (28/10/2023) menegaskan bahwa dari kisah tersebut akhirnya diambil simpulan bahwa kita adalah santri saklawase, selamanya santri. Sangat tepat momentum hari santri untuk menegaskan kita harus tetap belajar sepanjang hayat. Tugas utama santri adalah belajar dan menjaga negeri.
Komitmen santri berbakti pada pertiwi terpatri sejak 1928 yang mempersatukan seluruh pemuda selanjutnya dikenal sumpah pemuda.
“Perjuangan yang hebat para pemuda untuk menguatkan jalinan ukhuwah wathoniah terwujud dalam sumpah pemuda 1928. Kekuatan spiritual dan kebangsaan para pemuda menjadi modal bersatu padu membela ibu pertiwi dari cengkeraman penjajah. Sumpah pemuda merupakan wujud para generasi terbaik bersatu padu melepaskan ego kedaerahan. Semua terikat pada janji kebersamaan yaitu berbangsa, berbahasa dan berjati diri satu yaitu Indonesia,” jelas Kyai Imam Mawardi
(Red)