BANJARMASIN, (28/06/2024) – Di era digital, Fear of Missing Out (FOMO) telah menjadi fenomena yang banyak dialami oleh remaja. FOMO ditandai dengan kecemasan berlebihan bahwa mereka melewatkan pengalaman, informasi, atau aktivitas menarik.
FOMO ibarat hantu tak terlihat yang mengintai remaja di balik layar media sosial. Postingan teman tentang petualangan seru atau pencapaian membanggakan sering memicu rasa iri dan khawatir.
Dampak FOMO tidak hanya sebatas rasa galau. FOMO perlahan menggerogoti kesehatan mental remaja dengan dampak negatif seperti:
1. Kecemasan dan Depresi: Remaja merasa tertekan untuk selalu mengikuti tren, yang memicu kecemasan dan depresi.
2. Gangguan Tidur: Keinginan untuk terus terhubung membuat mereka terpaku pada gadget hingga larut malam, mengganggu tidur.
3. Rendahnya Harga Diri: Perbandingan diri dengan orang lain di media sosial memicu rasa rendah diri.
4. Gangguan Makan: Obsesi untuk memiliki tubuh ideal mendorong remaja ke perilaku makan yang tidak sehat.
Untuk mengatasi FOMO, penting untuk mengambil langkah pencegahan, seperti:
1. Batasi Penggunaan Media Sosial: Kurangi waktu di media sosial dan gunakan aplikasi untuk melacak waktu penggunaan.
2. Fokus pada Kehidupan Nyata: Alihkan perhatian ke aktivitas positif seperti olahraga atau hobi.
3. Bersyukur atas Apa yang Dimiliki: Fokus pada hal-hal positif dalam hidup dan bersyukur atas apa yang dimiliki.
4. Berbicara dengan Orang Lain: Jika merasa cemas atau depresi, berbicaralah dengan orang yang dipercaya.
Pencegahan FOMO harus dimulai sejak dini. Orang tua perlu membimbing anak-anak untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan membangun rasa percaya diri yang kuat. Pendidikan tentang kesehatan mental juga penting untuk membantu remaja memahami dan mengelola emosi dengan baik.
(rhn)