Panyabungan – Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mandailing Natal (DPP IMMAN) bereaksi keras terhadap aksi teror dan kekerasan yang dialami oleh aktivis pemuda Hapsin Nasution, mantan Ketua Umum DPP IMMAN, dan Timbul Halomoan Pulungan, Sekretaris GRIB Madina. Aksi teror tersebut diduga dilakukan oleh kelompok mafia tambang ilegal bernama Pawang di Kotanopan.
“Kami mengecam dan mengutuk keras teror serta intimidasi yang dilakukan oleh Pawang dkk kepada para aktivis pemuda, bahkan mengancam akan membakar hidup-hidup. Ini tidak bisa ditoleransi. Kami meminta Kapolres Madina untuk bertindak tegas dan segera menangkap bos mafia tambang Pawang tersebut. Terlebih Pawang sudah melecehkan institusi Polri dengan menyatakan tidak takut dan menantang aparat kepolisian dari tingkat Polsek, Polres, Polda hingga Mabes Polri dengan aktivitas ilegalnya,” tegas Ketua Umum DPP IMMAN, Adi Lubis, dalam rilis yang diterima redaksi pada (10/1).
Menurut Adi Lubis, teror yang dilakukan oleh mafia tambang Pawang, yang telah viral beberapa hari ini, merupakan preseden buruk dalam penegakan hukum dan dapat membungkam demokrasi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Teror ini juga menguatkan dugaan bahwa Pawang merasa kebal hukum dan telah menghina institusi Polri sebagai penegak hukum.
Adi Lubis menambahkan, jika teror dan intimidasi oleh mafia tambang ini dibiarkan tanpa tindakan tegas dari pihak berwajib, maka potensi teror lainnya akan terus berlanjut dan bisa menimbulkan konflik horizontal di kalangan aktivis pemuda dan lingkungan.
DPP IMMAN juga menilai Kapolres Madina, AKBP Arie Sopandi Paloh, bertanggung jawab atas ketidaktegasan dalam penegakan hukum terhadap pelaku Pertambangan Tanpa Izin (PETI) di Kotanopan. “Ketidaktegasan Kapolres telah menimbulkan dugaan publik adanya perlindungan terhadap mafia tambang. Bahkan, ada sumber yang menyebutkan dugaan kuat adanya oknum Polri yang menerima upeti dari kegiatan ilegal yang merusak ekosistem dan lingkungan hidup ini. Mengapa dengan kasus PETI yang viral di Madina, tidak ada satupun pengusaha tambang yang ditangkap?” tambah Adi Lubis, mahasiswa Universitas Graha Nusantara (UGN).
DPP IMMAN juga telah melakukan konsolidasi dengan KNPI, OKP, dan Ormawa terkait kasus teror yang menimpa aktivis Hapsin Nasution. “Kami memberikan ultimatum kepada Kapolres, jika dalam waktu 3×24 jam mafia tambang ilegal Pawang tidak ditahan, maka DPP IMMAN bersama sejumlah elemen lainnya akan menggeruduk Mapolres Madina dan meminta Kapolres mundur dari jabatannya,” tegas Adi Lubis.
(Tim Gujo)