Surabaya, ganeshaabadi.com – Kantor Kecamatan Asemrowo, Surabaya, menjadi pusat perhatian setelah aksi penggerebekan oleh warga dan anggota ormas memunculkan dugaan skandal asusila. Camat Asemrowo, Muhammad Khusnul Amin, terciduk menyembunyikan seorang wanita berkerudung di bawah meja kerja di ruang pribadinya, Rabu (08/01/2025).
Insiden ini bermula saat warga mendatangi kantor kecamatan untuk menindaklanjuti isu yang beredar. Ketika warga memaksa masuk ke ruang pribadi Camat, mereka menemukan seorang wanita berbaju putih lengan panjang dan berkerudung krem dalam posisi meringkuk di bawah meja.
Dalih Camat yang Tak Meyakinkan
Khusnul Amin berusaha membela diri dengan mengklaim bahwa wanita tersebut adalah rekan kerjanya dan mereka sedang rapat. Namun, warga yang berada di lokasi tidak percaya dengan alasan tersebut.
“Kalau meeting, kenapa dia di bawah meja? Meeting dengan perempuan di ruang pribadi seperti ini jelas tidak wajar,” ujar salah seorang warga yang merekam kejadian tersebut.
Video berdurasi kurang dari satu menit yang memperlihatkan detik-detik penggerebekan itu viral di media sosial, salah satunya diunggah akun X @bacottetangga__. Video ini menunjukkan suasana tegang antara warga, pegawai kecamatan, dan Camat Khusnul Amin.
Warga Desak Transparansi
Kasus ini menimbulkan reaksi keras dari masyarakat setempat. Banyak warga yang merasa kecewa dengan perilaku oknum pejabat publik yang dianggap tidak pantas.
“Sebagai pemimpin wilayah, Camat seharusnya memberikan teladan yang baik. Ini justru mencoreng nama baik kecamatan,” ungkap salah satu warga yang turut hadir saat penggerebekan.
Hingga berita ini diturunkan, Camat Khusnul Amin belum memberikan pernyataan resmi terkait tuduhan tersebut. Namun, warga mendesak pihak berwenang untuk segera melakukan investigasi mendalam guna mengungkap kebenaran dan memberikan keadilan bagi masyarakat.
Sanksi Menanti?
Jika dugaan asusila ini terbukti, Camat Muhammad Khusnul Amin berpotensi menghadapi sanksi serius, baik secara administratif maupun pidana. Kasus ini juga menjadi ujian bagi Pemerintah Kota Surabaya dalam menegakkan integritas di kalangan pejabat publik.
Publik kini menunggu langkah tegas dari pihak kecamatan dan Pemerintah Kota Surabaya untuk menangani kasus ini. Apakah ini hanya kesalahpahaman atau skandal yang mencoreng nama baik instansi pemerintah?