Surabaya, ganeshaabadi.com – Camat Asemrowo, Muhammad Khusnul Amin, akhirnya angkat bicara terkait video viral yang menuduh dirinya terlibat kasus perselingkuhan. Dalam konferensi persnya, Khusnul menyebut video tersebut sebagai bentuk framing keji dan upaya pengalihan isu terkait tindakan penertiban bangunan liar di wilayah Asemrowo.
Klarifikasi Camat Asemrowo
Khusnul Amin menjelaskan, insiden yang terekam dalam video terjadi saat dirinya sedang rapat bersama dua stafnya, Alfian dan Devi, di ruang kerja. Tiba-tiba, sejumlah warga dan anggota ormas datang menggedor pintu dan memaksa masuk.
“Saya sedang membahas inovasi program bersama staf saya ketika mereka datang berteriak dan memaksa masuk. Karena suara teriakan dan gedoran itu, staf saya ketakutan dan mencoba berlindung,” kata Khusnul.
Dia juga menambahkan, kedatangan warga ini diduga terkait penertiban bangunan liar di bawah Jembatan Dupak Rukun Barat dan Jembatan Tol Asemrowo. Sebelumnya, Khusnul mengaku telah berkomunikasi dengan pemilik bangunan untuk membuat jadwal pertemuan terkait penertiban tersebut.
Framing dan Pengalihan Isu
Menurut Khusnul, video yang beredar sengaja dipelintir untuk membangun opini negatif tentang dirinya. Ia merasa insiden ini digunakan untuk mengalihkan perhatian dari upayanya menertibkan wilayah yang selama ini dikuasai oleh oknum tertentu.
“Kalau mereka datang dengan baik-baik, saya pasti terima dengan baik. Tidak perlu ada keributan seperti itu,” tegasnya.
Respons Publik
Sebelumnya, video penggerebekan yang menunjukkan seorang wanita bersembunyi di bawah meja kerja Camat Asemrowo ini memicu kontroversi di media sosial. Dalam video berdurasi kurang dari satu menit, warga yang merekam kejadian mempertanyakan alasan seorang perempuan berada di ruang pribadi camat, terlebih dalam posisi yang dianggap mencurigakan.
Namun, Khusnul Amin membantah semua tuduhan perselingkuhan yang diarahkan kepadanya. Ia menekankan bahwa perempuan tersebut adalah stafnya yang ketakutan akibat situasi yang mencekam.
Camat Klaim Prestasi
Di tengah kontroversi ini, Khusnul juga menyoroti berbagai inovasi yang telah ia lakukan selama menjabat. Menurutnya, selama ini warga tidak pernah mengeluhkan kinerjanya sebagai pemimpin wilayah.
“Saya selalu mengedepankan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Semua ini hanya upaya menjatuhkan nama baik saya,” ungkapnya.
Langkah Selanjutnya
Insiden ini menjadi sorotan publik, baik di dunia maya maupun di lingkungan Asemrowo. Masyarakat kini menunggu langkah dari Pemerintah Kota Surabaya untuk mengklarifikasi dan memastikan kebenaran insiden tersebut, termasuk jika ada unsur pelanggaran etik atau hukum.
Apakah ini benar-benar pengalihan isu, ataukah ada sesuatu yang perlu diungkap lebih dalam? Waktu akan menjawab.