Ganeshaabadi.com – Keindahan dan kebijaksanaan lokal menghasilkan tradisi yang positif seperti terwujud budaya haul di masyarakat Indonesia. Ganeshaabadi.com melakukan wawancara melalui saluran WA dengan sekretaris IPHI Jawa Timur dan beberapa tokoh lainnya.
Menurut sekretaris IPHI Jawa Timur bahwa budaya haul mendasarkan pertimbangan syariah, budaya, kebutuhan dan bakti.
“Menyelenggarakan haul itu merupakan bakti kita pada dzuriyah yang telah wafat. Sebagai contoh Dzuriyah Mbah Yai Tasir Mayong akan mengadakan haul pada Syawal ke-2 tahun 1444 H atau Ahad 23 April 2023. Mereka para keluarga akan mengirimkan pahala kataman Qur’an, baca tahlil dan memanjatkan doa. Haul semacam ini sebagai pelajaran bagi generasi muda agar tetap kirim do’a. Lebih jauh anak turun harus menyambung silaturahmi dengan para kerabatnya. Tradisi yang sesuai ajaran agama Islam tersebut akan berdampak kehidupan yang harmonis, damai dan tentram”, pasar Kyai Imam.
Kasepuhan Mbah Yai Tasir Mayong, Mbah Guru H. Mukafiuddin menjelaskan bahwa haul itu sesuai ajaran Aswaja yang diisi dengan pembacaan manaqib, khotaman Al Qur’an, istighosah, tahlil, dan do’a.
“Haul itu dimaksudkan untuk kirim do’a dzuriyah kita yang sudah tiada. Tentu melalui haul agar kita mengingat kematian,” jelas Mbah Guru Kafi.
Sekretaris IPHI Jawa Timur menambahkan bahwa para ulama memang sudah menyampaikan nasehat “wa kafaa bil mauti wa idzho.” Makna bebasnya adalah telah cukup kematian itu debagai pemberi basehat.” Melaksanakan haul akan mendapatkan berbagai manfaat. Paling tidak adalah sebagai berikut:
Pertama mendapatkan tauladan kebaikan, perjuangan dan kehidupan yang baik dari para dzuriyah yang telah wafat. Ada sebuah syiir agar kaum muslimin disarankan untuk bertutur kebaikan dzuriyah yang telah wafat.
اُذْكُرْ حَدِيثَ الصَّالِحِينَ وَسَمِّهِمْ – فَبِذِكْرِهِمْ تَتَنَزَّلُ الرَّحَمَاتُ
“Tuturkan kisah orang-orang shalih dan sebut nama mereka, sebab dengan menuturkannya niscaya berbagai rahmat Allah akan turun.”
Kalau dalam hadist terdapat riwayat dari Abu Dawud yang memaparkan kisah orang shalih.
ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: “اﺫﻛﺮﻭا ﻣﺤﺎﺳﻦ ﻣﻮﺗﺎﻛﻢ ﻭﻛﻔﻮا ﻋﻦ ﻣﺴﺎﻭﺋﻬﻢ
“Dari Ibnu Umar bahwa Rosululloh sholallah alaihi wa sallam bersabda sebutkanlah kebaikan-kebaikan orang wafat di antara kalian. Dan hindarilah menceritakan keburukan mereka.
Yang kedua pelaksanaan haul dengan kirim bacaan Al Qur’an, istighosah dan tahlil sebagai upaya berbakti anak keturunan pada dzuriyah yang telah wafat sepanjang hayat. Salah cara berbakti anak ke orang tua atau dzuriyah yang telah wafat adalah menyambung shilaturrahim teman-teman orang tua yang telah wafat dan sekaligus mendo’akan.
Yang ketiga pelaksanaan haul jadi wadah untuk berkumpul dan shilaturrahim antar dzuriyah. Menguatkan tali kekerabatan dengan shilaturrahim saat haul berdampak keutuhan keluarga besar.
Wadah shilaturrahim saat pelaksanaan haul dikembangkan menjadi wadah saling ta’awun. Para dzuriyah yang memiliki kelapangan rezeqi dapat memberi pertolongan dzuriyah yang membutuhkan. Haul dzuriyah dapat juga dikembangkan menjadi amal sholih sosial maupun pendidikan. Sebagaimana contoh haul Dzuriyah Mbah Yai Tasir Mayong yang telah menghasilkan Yayasan Sosial Pendidikan Kyai Tasir Mayong dengan program pendidikan, pesantren dan sosial.
(Red)