Ganesha Abadi – Pada November 2024, penulis berkesempatan menjadi penyelenggara Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional di Malang, Jawa Timur. Para narasumber yang hadir sangat profesional, dengan penekanan kuat bahwa menjadi pembimbing haji yang profesional berarti berkhidmad dengan tulus. Pengabdian untuk membantu jama’ah agar mendapatkan kemabruran adalah peran utama petugas haji.
Menjadi petugas haji yang berkhidmad tidaklah mudah. Masalah utama terletak pada niat banyak petugas yang tidak tepat. Ada yang sekadar mencari upah atau bayaran, ada pula yang ingin sekadar melaksanakan ibadah haji. Inilah tantangan dalam menemukan petugas haji yang benar-benar berkhidmad. Maka, niat yang baik adalah syarat utama dalam memulai tugas sebagai petugas haji.
Para assessor pembimbing haji profesional selalu menekankan pentingnya melayani jama’ah haji lansia dengan penuh pengertian. Dalam menyampaikan tugas mulia ini, mereka mengutip ayat 23 dari Surah Al-Isra:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu.”
Sebuah hadits riwayat Abu Hurairah juga disampaikan oleh narasumber: لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا “Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua di antara kami.”
Pada Senin (21/4/2025), penulis melakukan silaturahim dengan Kepala Bidang PHU Kanwil Kemenag Jatim, DR. KH. As’adul Anam, bersama pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jawa Timur. Di tengah kesibukannya menyiapkan perjalanan jama’ah haji awal Mei 2025, Kyai Anam kembali menekankan pentingnya Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional untuk menghasilkan petugas haji yang dapat memberi pelayanan terbaik, menciptakan kenyamanan dan kelancaran ibadah bagi jama’ah, khususnya lansia.
Selama sepuluh tahun terakhir, jama’ah haji dengan usia lanjut semakin banyak. Mereka sering menghadapi tantangan fisik, emosional, dan kesehatan, yang membutuhkan perhatian khusus dari petugas haji. Petugas yang berkhidmad akan mendapat pahala haji. Mereka harus memahami kebutuhan jama’ah lansia dan memberikan pelayanan optimal.
Beberapa hal yang harus dimiliki oleh petugas haji profesional antara lain:
1. Ringan kaki: Selalu siap mendampingi jama’ah dalam menjalankan ibadah haji.
2. Perlakuan dengan hormat: Perlakukan jama’ah seperti orang tua atau guru sendiri.
3. Transparansi informasi: Memberikan penjelasan dengan sabar dan jelas mengenai ibadah haji.
4. Pelayanan kesehatan: Meskipun bukan tenaga medis, petugas haji wajib memastikan akses kesehatan yang memadai bagi jama’ah.
5. Pelayanan akomodasi dan konsumsi: Menjamin kenyamanan jama’ah selama menjalani ibadah haji.
Sifat dan sikap petugas haji yang ideal antara lain:
1. Ramah dan sopan: Selalu menyapa dengan senyum, salam, sapa, saling, dan setia.
2. Penuh kesabaran: Melayani dengan tulus dan penuh kesabaran.
3. Peduli dan empati: Memahami kondisi fisik, kesehatan, dan emosional jama’ah.
4. Santun: Bersikap hormat pada semua, baik yang lebih muda, sebaya, maupun yang lebih tua.
5. Komunikasi efektif: Berbicara dengan lembut dan jelas, tidak membentak atau memelototi jama’ah.
Keberadaan petugas haji sangat penting dalam memberi rasa aman dan nyaman kepada jama’ah. Ketulusan dalam melayani adalah kunci utama dalam menjalankan tugas yang mulia ini, dan akan membawa pahala haji bagi mereka yang berkhidmad.
Penulis: Pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jawa Timur dan Sekretaris IPHI Jawa Timur