Ganeshaabadi.com – Malang – Usia emas (golden age) adalah usia terbaik untuk dimanfaatkan untuk menghafal Al Qur’an. Demikian penjelasan sekretaris IPHI Jawa Timur, KH Imam Mawardi Ridlwan saat ditanya oleh Team Media di kegiatan Diklat Peningkatan Guru Al Faraby Turen Malang, ( 8/4/2023)
“Perkembangan usia anak sangat perlu diperhatikan agar para orang tua mendapatkan usia istimewa untuk menanamkan hafalan Al Qur’an bagi anak-anak di usia 2 – 7 tahun merupakan perkembangan usia istimewa.
Orang tua wajib menjaga agar anak tidak larut pada kegiatan prilaku negatif. Karena itu memang diperlukan inovasi dan kreativitas bagi para pengkhidmad ilmu membuat sarana dan wadah anak usia 2 hingga 4 tahun untuk menghafal Al Qur’an.
Saya bersyukur LPI Al Faraby telah membuka program khusus anak usia golden age yang diberi nama
Rumah Balita Tahfidz (RUBAT). Program ini langkah cerdas yang harus disyukuri dengan semangat yang lebih tinggi agar menghasilkan anak usia dini penghafal Al Qur’an,” papar Kyai Imam
Beliau melanjutkan, bahwa para orang tua yang merindukan anak penghafal Al Qur’an sebaiknya tidak membiarkan penyakit medsos atau game atau segala hal terkait dunia maya merusak otak anak kita.
Para orang tua sebaiknya memanfaatkan wadah penghafal Al Qur’an untuk anak usia dini. Sebagaimana yang saya ketahui bahwa pembelajaran menghafalkan Al Qur’an di RUBAT Al Faraby Turen Malang telah memberi hasil yang sangat bagus.
Saya sampaikan bahwa keberhasilan pembelajaran Al Qur’an untuk usia golden age adalah paduan kerja sama yang sangat intensif para wali murid dan guru.
Sementara itu, Ketua Yayasan Al Faraby, Hj. Istiqomah mengatakan, pola RUBAT Al Faraby adalah para guru menyampaikan target pembelajaran berupa audio visual kepada para murid agar orang tua mendampingi di rumah untuk menghidupkan hafalan murid.
“Pola menghafal al Qur’an di RUBAT Turen adalah pendamping intensif di sekolah. Para murid menirukan bacaan guru terus menerus. Dan para orang tua membantu belajar di rumah.
Orang tua setiap hari dapat audio visual dari guru. Audio visual digunakan untuk membantu murid menghafal di rumah,” jelas Isti.
Diujung wawancara Team Media Khodim Al Azhaar Tulungagung, KH Imam Mawardi Ridlwan menekan sosok guru harus yang super sabar.
“Wadah untuk menghafal Al Qur’an usia “golden age” akan efektif jika kerja sama orang tua murid bagus, ini syarat pertama. Syarat kedua harus dibina, dididik oleh guru yang sudah hafal 30 juz dan yang bacaannya bagus agar tidak ada kesalahan di usia dini.
Syarat ketiga tentu lingkungan harus kondosif agar murid nyaman. Syarat keempat adalah asupan gizi murid harus halalan thoyibah, semisal setiap hari ada susu segar, kurma dan buah serta sayur mayur.
Keenam semua proses menghafal wajib dipadukan dengan suasana atau kegiatan happy atau enjoy. Tidak boleh ada kekerasan psikis atau fisik. Guru harus murah senyum dan sabar,” papar Kyai Imam.
(Nk/Red)