Tulungagung – Ganeshaabadi.com | pesantren Al Azhar Tulungagung menyelenggarakan kegiatan rutin nan Majlis Dzikir Jama’i. Menurut KH. Imam Mawardi Ridlwan, pengasuh Pesantren Al Azhar bahwa dzikir jama’i merupakan kegiatan bersholawat, berdoa, dan wirid bersama dalam satu majlis. Ahad (17/09/2023)
“Majlis Dzikir Jama’i merupakan majlis untuk berdzikir secara bersama dengan mengamalkan bacaan yang di ijazahkan oleh Abi KH. Muhammad Ihya Ulumuddin. Di dalam Majlis Dzikir Jama’i dibaca juga sholawat, seperti tadi pagi kita baca sholawat Diba’ atau Barzanji. Setelah berdzikir dilanjutkan nasehat agama. Tadi padi di hadiri oleh Habib Abdurrahman Bin Husain Al Habsyi dari Hauthoh, Hadramaut, Yaman,” jelas Kyai Imam.
“Melaksanakan Dzikir Jama’i maknanya adalah membaca dzikir, doa, atau wirid yang telah susun oleh Abi Ihya Ulumuddin. Dzikir Jama’i bermanfaat untuk menguatkan keimanan, menambah ketaatan pada Alloh Ta’ala, menggapai anugerah pertolongan Alloh Ta’ala dan menjalin silaturahim antar kaum muslimin. Jika hari gini masih ada yang berpandangan bahwa Majlis Dzikir Jama’i adalah sesat atau bid’ah? Maka sesungguhnya tidak perlu ditanggapi. Karena kita disibukkan mendapatkan keselamatan akhirat. Salah satu jalan adalah mengikuti Majlis Dzikir Jama’i. Terkait dzikir jama’i dapat dicek pada pelaksanaan ibadah umroh atau haji. Mereka setelah ambil miqot seusai niat maka mereka melakukan dzikir jama’i. Demikian pula saat melaksanakan tawaf dan sa’i”, tutur Kyai Imam.
Lebih lanjut Kyai Imam menuturkan firman Alloh Ta’ala dalam Surat Al-Ahzab:41-42 “Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah kalian dengan dzikir yang banyak, dan bertasbihlah kalian saat pagi dan petang.” Dapat dibaca ulang pada surat Ali Imron ayat 190-191 dan juga Al-Anfal ayat 45. Jadi perintah berdzikir itu dari Alloh Ta’ala dan dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi was salam. Manfaat dzikir sangat banyak maka kita amalkannya.”
Majlis Dzikir Jama’i Ahad pagi dihadiri 1300 jama’ah baik dari masyarakat umum atau wali santri. Tampak hadliri Habib Syaich Ba’abud sekaligus sebagai penerjemah. KH. Salim dan Kyai Syamsudin Pagerwojo, Kyai Gus Thoha Pakel, Kyai Abdullah Hadirin Kedri dan para kyai lainnya yang tidak disebut namanya.
Kegiatan bertempat di Hall Pesantren Al Azhaar Tulungagung ditutup dengan membaca do’a dan tahlil. Do’a dipimpin oleh Habib Abdurrahman Bin Husain Al Habsyi. Sedangkan tahlil dipimpin oleh Ustadz Gufron.
(Red)