Ganeshaabadi.com – Banyuwangi – Miris sekali nasib keluarga dan 3 anak kecil dari desa genteng wetan yang tinggal di berbatasan dengan desa tegalarum dusun Ranggon dan dusun tegalyasan.
Senyap seakan memberi isyarat penghormatan saat mengiringi 3 putri ketaman surga menghadap keharibaan sang Kholiq, suasana haru meredam moral menghantar Isak tangis dalam kegelapan alam kubur,
Sementara rasa rindu redam menghiasi rangkaian film kolosal namun senyap, sesenyap pernyataan sikap dari PEMKAB dan DPRD kabupaten Banyuwangi kelihatan adem ayem yang hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi nya sebagai bentuk empati terhadap musibah yang menimpa warganya,”
Sementara dari pihak APH aparat penegak hukum Polresta Banyuwangi belum juga ada komentar terbuka, pers rilis tentang peristiwa yang menimpa 3 anak kecil dan ini kejadian harus terproses sesuai dengan hukum yang berlaku dinegara ini dan obyektif,
Semua korban adalah anak dari keluarga tidak mampu,
Salah satu korban itu ada yg punya adik baru saja meninggal, sehingga keluarga korban kini tidak memiliki anak sama sekali, seakan lengkap sudah derita yang sedang dialami keluarga ini,
Andai itu dialami saudara kita atau bahkan kita sendiri.”rofiq sangat prihatin.
Urusan Tambang Galian yang tetap beroperasi namun diberi kelonggaran untuk mengurus ijin, sehingga kegiatan nambang galian dibiarkan berjalan dan hanya dipasang papan banner pemberitahuan atau peringatan,”
Kebijakan publik ini secara otomatis akan berdampak langsung dengan kehidupan sehari-hari warga masyarakat dalam suatu daerah. Oleh sebab itu, mengapa begitu penting untuk memperhatikan dan mengkritisi setiap kebijakan yang belum atau sudah disahkan untuk mendapatkan regulasi yang paling tepat,
Mulai dari desa bersama, kecamatan dan para pihak yang terkait dengan ijin pelaksanaan kegiatan tambang galian diwilayah kecamatan Sempu ini harus diminta pertanggung jawaban dengan adanya tambang yang menyebabkan terjadinya korban meninggal, (Menelan korban jiwa),”
(Team/Red)