Ganeshaabadi.com – Syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat adalah empat tahapan penting dalam perjalanan spiritual seorang manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam Islam, perjalanan ini menggambarkan sebuah proses yang mendalam, dari pemahaman hukum hingga mencapai kedekatan spiritual tertinggi dengan Sang Pencipta.
Syariat: Fondasi Hukum dan Kehidupan
Syariat, berasal dari kata syara’a dalam bahasa Arab, merupakan panduan hukum yang mencakup hubungan manusia dengan Tuhan, manusia lain, dan alam semesta. Syariat menjadi dasar etika, akidah, serta ibadah dalam kehidupan manusia, mencakup aspek ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Syariat memiliki lima kategori: wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram, yang menjadi acuan manusia dalam menjalankan tindakan dengan manfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
Tarekat: Jalan Spiritualitas Menuju Tuhan
Setelah memahami syariat, seseorang melangkah ke tarekat, jalan spiritual yang ditempuh secara personal dengan bimbingan mursyid atau guru rohani. Dalam Islam, tarekat dipraktikkan dalam berbagai aliran seperti Naqsyabandiyah, Qadiriyah, dan Khalwatiyah, yang membantu jamaah menjalani perjalanan menuju Tuhan dengan disiplin rohani dan ritual tertentu.
Hakikat: Memahami Esensi Kehidupan
Hakikat adalah tahapan untuk memahami realitas sejati yang bersifat ilahiyah. Pada level ini, manusia berusaha menjernihkan hati dan jiwa dari hal-hal yang menjauhkan dari Tuhan. Hakikat membawa manusia pada pemahaman mendalam tentang keberadaan diri sebagai makhluk jasmani, akal, dan ruhani yang terus berupaya mendekatkan diri kepada Tuhan.
Makrifat: Puncak Penghayatan Spiritual
Makrifat adalah tahap tertinggi dalam perjalanan spiritual, di mana manusia memperoleh pengetahuan dan kedekatan dengan Tuhan yang melampaui akal rasional. Dengan hati yang bersih dan kesadaran spiritual mendalam, seorang sufi merasa begitu dekat dengan Tuhan, seperti disebutkan dalam Al-Qur’an, “Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”
Jacob Ereste menekankan bahwa kecerdasan spiritual adalah kunci dalam mencapai makrifat. Berbeda dengan kecerdasan intelektual yang cenderung rasional dan sering kali bersifat pongah, kecerdasan spiritual memerlukan sikap rendah hati dan penghayatan murni untuk merasakan kehadiran Tuhan.
Banten,10 Desember 2024
(Jacob Ereste)