Surabaya – Suasana penuh haru menyelimuti acara Wisuda XVIII Stikosa AWS yang berlangsung di Dyandra Convention Hall, Jl. Basuki Rahmat Surabaya, pada Sabtu pagi (14/12/2024). Acara ini juga menghadirkan orasi ilmiah menarik mengenai kecerdasan buatan (AI) dan dampaknya pada era digital.
Momen haru terjadi saat sesi pengukuhan wisudawan. Ketika nama almarhum Bima Alif Ramadhan, mahasiswa peminatan Broadcasting angkatan 2017, dipanggil, ibunda mendiang naik ke panggung untuk menerima penghargaan. Bima adalah salah satu dari 61 wisudawan yang resmi menyandang gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) dari peminatan Broadcasting, Jurnalistik, dan Public Relations.
Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat Jawa Timur, Ketua Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur (YPWJT) Imawan Mashuri, SH, MH, beserta jajaran pengurus, anggota Dewan Pers Sapto Anggoro, dan Dirut Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Surabaya Fajar Arifianto Isnugroho.
Orasi Ilmiah Tentang AI dan Masa Depan
Ketua Stikosa AWS, Dr. Jokhanan Kristiyono, M.Med.Kom, dalam sambutannya menyampaikan bahwa institusi ini terus berkomitmen mencetak lulusan yang kompeten, adaptif, dan inovatif. Ia juga menekankan pentingnya nilai etika dalam menghadapi era kecerdasan buatan dan disrupsi teknologi.
Mengusung tema “AI dan Revolusi Komunikasi dalam Menghadapi Tantangan di Era Digital,” acara ini menghadirkan Dr. Makroen Sanjaya, M.Sos, sebagai orator ilmiah. Alumni Stikosa AWS angkatan 1985 ini membahas peran dan risiko AI dalam kehidupan modern.
Dalam orasinya, Makroen menyebut AI sebagai fenomena manusia robot yang dimulai sejak kehadiran mesin ATM pada 1967 hingga terciptanya robot Sophia yang menjadi warga negara Arab Saudi. Ia menegaskan bahwa meski AI membantu berbagai pekerjaan secara efisien, penggunaannya harus tetap diawasi untuk menghindari manipulasi informasi.
“AI seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi, AI dapat membantu pekerjaan lebih cepat, tetapi di sisi lain, AI juga dapat digunakan untuk menyebarkan kebohongan yang sulit dilacak sumbernya,” ujar Makroen. Ia berpesan kepada wisudawan untuk menguasai AI demi memaksimalkan potensi positifnya.
Penghargaan Terbaik untuk Wisudawan dan Dosen
Selain pengukuhan, acara ini juga memberikan penghargaan kepada wisudawan, dosen, dan tenaga kependidikan terbaik. Kiki Evelin Olivia Sihaloho dari peminatan Jurnalistik meraih IPK tertinggi (3,92), diikuti Dewi Ivona Afiani (Public Relations) dengan IPK 3,89, dan Jessica Rosemelba Kaguasehi (Broadcasting) dengan IPK 3,81.
Dosen Terbaik diberikan kepada Ratna Puspita Sari, M.Med.Kom, sementara penghargaan untuk tenaga kependidikan terbaik diraih oleh Septianto Raka Putra Pratama, S.Kom. Penghargaan khusus juga diberikan kepada Imam Suwito, Sutrisno, dan Nurhadi S.Sos atas dedikasi selama 25 tahun.
Acara ditutup dengan doa bersama untuk masa depan wisudawan, dosen, dan staf Stikosa AWS, sekaligus sebagai simbol harapan bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
(Redho Fitriyadi)